Panen Raya, Pengepul Kesulitan Jual Beras
Stok Beras Aman Sampai September 2018
SRAGI – Petani di Kecamatan Palas dan Sragi mulai memasuki musim panen raya padi. Namun sayang, musim panen raya musim ini kurang mendapat sambutan baik dari sejumlah pengepul atau penggiling padi diwilayah itu. Pasalnya, mereka (pengepul’red) mengaku kesulitan untuk menjual beras hasil pembelian gabah dari petani setempat. Syafei (45), salah satu pemilik pabrik penggiling padi Desa Kualasekampung mengaku kesulitan untuk memasarkan beras hasil pabriknya. Selain harga beras yang murah, saat ini para pembeli juga sangat memilih kualitas beras. “Harga jual beras saat ini tidak sesuai dengan harga gabah yang dibeli dari petani. Jadi keuntungannya sangat tipis. Untuk harga satu kilogram gabah basah Rp 3.800 – Rp 3.900. Sedangkan harga beras hanya Rp 8.000 perkilogram,” kata Sayafei kepada Radar Lamsel,Selasa (22/5) kemarin. Syafei juga menuturkan, kualitas gagah pada musim panen saat ini diakui kurang berkualitas sehingga mempengaruhi kualitas dan harga beras. “Tanaman padi yang rubuh juga mempengaruhi kualitas, berasnya jadi pecah. Sedangkan pembeli, seperti bulog tidak menerima beras seperti itu. Jadi kami terpaksa lempar beras ke Jawa dengan tambahan biaya,” terangnya. Hal serupa juga diungkapkan Darmo (42) pemilik pabrik penggiling padi Desa Rejomulyo, Kecamatan Palas. Dia mengaku mendapat keuntungan tipis dari hasil penjualan beras. Namun menurutnya hal tersebut adalah sebuah kewajaran. “Kalau harga beras murah saat penen raya, itu wajar. Apalagi saat ini kualitas gabahnya kurang bagus. Sedangkan Bulog selalu minta beras dengan kualitas yang bagus. Mulai dari kadar air, biji pecah dan patah semua dihitung,” ucapnya. Untuk mensiasati hal tersebut, Darmo mengaku lebih fokus untuk mebuat beras dengan kualitas yang bagus. “Bagi saya peraturan yang dibuat Bulog secam motivasi untuk lebih fokus untuk membuat kualitas beras yang bagus, tidak asal-asalan memelih gabah,” terangnya. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Bulog Lampung Selatan Riki Febriadi menerangkan, Bulog saat ini membeli beras dengan harga RP 8.030 perkilogram dengan sayarat kadar air 10 persen, menir 3 persen dan broken 20 persen. “Sesuai dengan Inpres Nomor 5 tahun 2015 HPP-nya Rp 7.300 per kilogram ditambah fleksibilitas 10 persen jadi haraganya Rp 8.030 dengan kualitas yang sudah ditentukan. Alasanya agar beras bisa tahan disimpan selam 6 bulan,” ucapnya. Disinggung soal cadangan beras di gudang Bulog Kalianda Lamsel, Riki mengungkapkan, stok beras saat ini sebanyak 3,68 juta kilogram. “Sampai dengan bulan Mei ini stok beras sebanyak 3,68 juta kilogram. Cukup untuk persedian selama bulan puasa sampai dengan September tahun ini,” pungkasnya. (CW1)Sumber: