Jembatan Amblas Mengakibatkan Omset Pedagang Turun
KALIANDA – Masyarakat di Kota Kalianda terus mempertanyakan kapan perbaikan jembatan yang ada di Jalan Raden Intan Kalianda bisa diperbaiki pasca musibah banjir, beberapa waktu lalu. Sebab, semenjak akses jalan itu tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, berpengaruh terhadap perekonomian warga khususnya para pedagang. Terlebih, memasuki bulan Ramadhan ini banyak pedagang takjil dadakan sepanjang Jalan Raden Intan mengeluh akibat jembatan tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda empat. Bahkan, mereka menyebutkan kawasan itu dengan istilah ‘Jalur Perak’. Seperti dikatakan Fandes (28), warga Lingkungan Kota Baru Kelurahan Way Urang. Dia yang selama ini berjualan takjil di bilangan jalan tersebut mengeluhkan sepinya pembeli. Dia menganggap, kondisi itu akibat jembatan amblas yang tidak segera diperbaiki. “Kalau tahun lalu hasilnya masih lumayan. Berbeda dengan tahun ini. Kemungkinan besar karena akses nya ditutup karena jembatan amblas yang tidak juga diperbaiki. Mas bisa lihat, tidak ada kendaraan roda empat yang lewat dijalur ini. Kami disini menyebutnya jalur perak. Bukan seperti di Jalan Kesuma Bangsa yang jalurnya emas. Disana selalu ramai,” kelurnya saat diwawancarai Radar Lamsel, kemarin. Hal senada dikatakan Riki (26) yang juga pedagang pakaian di bilangan Jalan Raden Intan. Penurunan omset memang diakuinya selama jalur tersebut tidak bisa diakses kendaraan roda empat. “Kalau hari biasa sebelum bulan puasa dan sebelum jembatan itu amblas sih setiap hari ada saja pembeli. Tetapi sekarang ini justru malah sepi. Padahal biasanya kalau bulan puasa selalu ramai. Karena memang yang dicari adalah toko pakaian untuk persiapan lebaran,” kata Riki. Terpisah, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Lamsel Anjar Asmara saat dikonfirmasi Radar Lamsel meminta, masyarakat agar lebih bersabar untuk bisa menikmati fasilitas infratruktur khususnya perbaikan jembatan di kawasan itu. Sebab, pihaknya telah melakukan berbagai langkah dan upaya agar akses jalan tersebut bisa segera dilewati oleh kendaraan roda empat. “Kami minta sabar sedikit. Proposal bantuan baik ke BNPB Pusat ataupun ke Kementerian PUPR-RI masih kita tunggu jawabannya,” kata Anjar melalui pesan singkat, kemarin. Jika memang proposal atau permohonan bantuan dari dua lembaga pemerintah itu tidak digubris, imbuhnya, langkah darurat terakhir adalah menunggu konfirmasi dari Balai Besar PUPR terkait pinjam pakai jembatan bailey (Jembatan tipe portable, pre-fabrikasi, berjenis jembatan rangka-red) sebagai bentuk langkah antisipasi agar jalur Jalan Raden Intan tidak terputus. “Tetapi kalau upaya-upaya itu tidak juga mendapatkan respons positif, apa boleh buat. Kami sudah buat perencanaannya untuk pembuatan jembatan baru yang bisa dilaksanakan pada tahun anggaran 2019. Jadi, kami harap masyarakat bersabar,” pungkasnya. (idh)
Sumber: