Sumber Mata Air Tercemar Akibat Sampah
Warga Gotong-royong Lakukan Pembersihan
PENENGAHAN – Sebuah lokasi mata air Sukamaju yang terletak di Desa Banjarmasin, Kecamatan Penengahan terancam mengalami kekeringan. Ini setelah terjadinya pencemaran lingkungan yang ditimbulkan akibat pembuangan sampah yang tak jauh dari lokasi mata air tersebut. Saat ini kondisi mata air Sukamaju sudah tak lagi jernih, bahkan air nampak kotor dan berwarna kecoklatan. Atas hal ini, masyarakat setempat sudah tidak bisa menggunakan air untuk keperluan sehari-hari. Agar kondisi air seperti semula, masyarakat meminta pemerintah desa dan kecamatan segera melakukan tindakan untuk membersihkan tumpukan sampah sehingga tak mencemari lokasi aliran mata air yang sudah digunakan masyarakat selama puluhan tahun ini. “Kalau dulu airnya bersih, sekarang lihat. Jangankan untuk dikonsumsi, dipakai mandi saja sudah ogah,” kata Indi (27) warga setempat kepada Radar Lamsel, Jum’at (14/9). Wino (30) warga lainnya meminta semua pihak baik masyarakat mau pun pemerintah desa tidak membiarkan kondisi pencemaran mata air itu berlarut-larut. Menurut dia, semua pihak harus bahu-membahu mencari solusi agar mata air kembali bersih. “Kalau begini caranya kita semua harus bertindak, karena kita semua membutuhkan air itu. Bila perlu kedepannya ada pemeliharaan,” katanya. Camat Penengahan Muhammad Yusuf, S.STP mengatakan pihaknya sudah meninjau lokasi mata air itu. Dari peninjauan yang dilakukan, Yusuf mengatakan aliran sumber mata air Sukamaju masih terlihat lancar. “Kalau di sumber mata airnya lancar-lancar saja, aliran airnya cukup banyak. Mungkin mampet di saluran pipanya saja,” katanya. Agar aliran mata air kembali seperti semula, Yusuf mengatakan bahwa pihaknya sudah meminta masyarakat dan aparat desa untuk bergotong-royong membersihkan lokasi didekat mata air itu. “Maunya dibuka satu per satu biar dicek mana yang mampet, bisa jadi mampet karena lumut,” katanya. Minggu (16/9) kemarin, warga dan Aparat Desa Banjarmasin dan Waykalam bergotong-royong membersihkan lokasi mata air tersebut. Selain pembersihan, masyarakat memasang patok sebagai tanda perbatasan area yang menghubungkan dengan sumber mata air lain. (rnd)Sumber: