Bendungan Defisit Air, Ancam 1500 Hektar Sawah

Bendungan Defisit Air, Ancam 1500 Hektar Sawah

SIDOMULYO – Peringatan dini mesti disikapi oleh Dinas Pertanian Provinsi Lampung. Itu setelah Bendungan yang berdiri pada 1989 berlokasi di Desa Talang Baru, Kecamatan Sidomulyo mulai defisit air sejak musim kemarau berlangsung. Bendungan yang lebih dikenal dengan nama Wisata Bendungan (Wisben) sejak dikelola oleh pemuda dikecamatan itu merupakan aset dan ranah penangannya berada ditangan provinsi. Sebab, secara regulasi pengairan diatas seribu hektar tanggungjawab provinsi. Plt. Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto mengatakan, bendungan tersebut mesti diawasi dengan baik. Sebab, ribuan hektar sawah milik petani di Sidomulyo menggantungkan hasil pertanian dari aliran Sungai Way Katibung. “ Kalau bendungan ini sanggup mengairi 1.500 hektar maka mesti ada perhatian serius. Apalagi saat ini musim kemarau panjang, kalau defisit air bisa gawat,” sebut Nanang saat berkunjung ke Wisben, Selasa (18/9) siang kemarin. Selain melihat debit air yang ada di bendungan, Nanang juga melihat fasilitas yang ada di bendungan tersebut. satu persatu fasilitas dicek dan ricek, mulai dari pembuka pintu air, pagar bendungan hingga embung penampungan yang ada di bendungan tersebut. “ Solusinya bagaimana ketika musim kemarau tiba, debit air bisa ditampung dengan baik dipenampungan. Ini juga jadi perhatian kita semua,” terangnya. Pada bagian lain, Kepala Seksi (Kasi) Konservasi Sumberdaya Alam DPUPR Lamsel Almunawar mengatakan debit air di Way Katibung yang tertampung dibendungan tidak sepenuhnya habis atau kering. Namun kata dia air yang ada saat ini tak akan cukup mengairi 1.500 hektar persawahan. “ Bicara normal, debit air sudah sangat menyusut dari biasanya. Itu artinya dapat berdampak pada hasil panen petani bila dalam jangka waktu yang lama bendungan mengalami defisit,” sebut dia. Munawar begitu panggilannya, mengungkapkan ada banyak faktor yang mempengaruhi defisit di bendungan tersebut. selain musim kemarau panjang, faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap debit air. “ Tak hanya musim kemarau saja, lingkungan sekitar juga berpengaruh seperti kondisi lahan atau hutan yang sudah mulai berkurang. Itu dapat mempengaruhi penampungan air dibendungan, sebab ketika musim hujan tiba air yang ditampung justru tidak tersimpan dengan baik dan berlalu begitu saja,” sebut Munawar. Disinggung soal tanggungjawab pengairan? Munawar menerangkan pengairan dibawah 1000 hektar menjadi tanggungjawab kabupaten. Kemudian luas 1.000 – 1.500 hektar berada ditangan provinsi, seterusnya apabila terdapat 1.500 hektar lebih skala penanganannya berada di pusat. “ Jadi berdasar Permen begitu,” tandasnya. (ver)

Sumber: