4 KM Jalan Alternatif Bak Kubangan Kerbau

4 KM Jalan Alternatif Bak Kubangan Kerbau

SRAGI – Jalan penghubung antara Desa Kualasekampung-Desa Bandaragung, Kecamatan Sragi rusak parah. Ironisnya, kerusakan jalan sepanjang empat kilometer itu sudah terjadi sejak empat tahun silam namun sampai saat ini belum ada upaya perbaikan dari pemerintah. Jalan yang berada diatas siring tanggul Way Sekampung merupakan jalan alternatif yang dilewati masyarakat dari Desa Kualasekampung menuju Desa Bandaragung atau jalan lintas timur (Jalintim). Hampir sebagian besar mobilitas masyarakat melintasi jalan yang berada ditengah hamparan areal pertanian sawah dan tambak tradisional itu. Jalan alternatif sepanjang empat kilometer itu sebelumnya sudah dibangun aspal. Namun tingginya mobilitas warga untuk mengangkut hasil pertanian dan perikanan tambak, jalan itu kini berubah total. Tingkat kerusakannya cukup parah. Banyak ditemui lubang-lubang yang cukup dalam yang membahayakan pengendara. Bahkan jika musim hujan, jalan alternatif itu berubah bak kubangan kerbau yang dipenuhi genangan air. Sudah empat tahun lamanya warga mengharapkan perbaikan jalan itu. Warga hanya bisa mengeluh ketika melintasi jalan tersebut. Roni (45), salah satu pedagang ikan Desa Bandar Agung mengatakan, buruknya kondisi jalan tersebut sudah menjadi keluhan warga sejak empat tahun lalu. “Kondisi jalan ini sudah jadi keluhan masyarakat sejak empat tahun lalu. Jalan ini menjadi jalan alternatif menuju Desa Bandaragung atau jalan lintas timur (Jalintim) dari Desa Kualasekampung dan sebaliknya. Apalagi kami sebagai padagang ikan sangat mempengaruhi usaha kami,” kata dia kepada Radar Lamsel, Minggu (23/9) kemarin. Roni menerangkan, dampak dari kondisi jalan yang rusak tersebut sangat menghambat proses pengirimana ikan. Selain itu, lanjut Roni, pembeli juga menjadi sungkan untuk datang membeli ikan di Desa Bandar Agung. “Pengaruhnya pembeli jadi sungkan datang langsung beli ikan karena jalannya jelek. Kalau kami mau kirim ikan jadi terhambat dan pengeluaran juga bertambah,” sambungnya. Hal senada juga diungkapkan Sapto (48) pedang ikan dari Kecamatan Palas. Sapto menuturkan, selain sebagai jalan utama masyarakat setempat juga sebagai jalan utama bagi pedagang ikan dari luar wilayah Sragi. “Kebanyakan pedagang kecil dari luar Sragi  melewati jalan ini. Kalau musim kemarau masih ada jalan  tanah alternatif  di tanggul seberang. Tapi kalau sudah masuk penghujan terpaksa lewat sini,” ucapnya. Sementara itu, Kepala Unit Pelakasana Teknis (UPT) Pengujian Konstruksi dan Bangunan Kecamatan Ketapang-Sragi Harsono menerangkan, jalan tersebut sudah masuk dalam daftar perbaikan ditahun 2018. “Semua proses perencanaan sudah selesai, tinggal pelaksanaan fisiknya saja. Namun kami juga belum mengetahui kapan akan direalisasikan,” katanya. (Cw1)

Sumber: