Proyeksikan Way Tebing Ceppa Menjadi Wisata Alam

Proyeksikan Way Tebing Ceppa Menjadi Wisata Alam

PENENGAHAN – Keberadaan destinasi wisata diharapkan mampu mengangkat pamor sebuah daerah. Tak hanya itu, dengan memiliki destinasi wisata, sebuah daerah juga bisa memperoleh keuntungan dan meningkatkan derajat ekonomi masyarakatnya. Inilah yang sedang diupayakan oleh Pemerintah Desa Tamanbaru, Kecamatan Penengahan yang ingin membentuk Way Tebing Ceppa (WTC) menjadi destinasi wisata alam. Kepala Desa Tamanbaru Johanuddin mengatakan, pihaknya merasa optimis bisa mewujudkan hal tersebut. Johan menganggap Way Tebing Ceppa memiliki potensi yang bisa menjadi salah satu destinasi wisata favorit di Lampung Selatan. “Kami pernah diskusikan soal ini, baik dengan penggiat wisata mau pun pedamping desa. Kemarin ada masukan juga dari tim inovasi desa mengenai wisata ini, karenanya kami berkeinginan membentuk Way Tebing Ceppa sebagai destinasi wisata,” katanya kepada Radar Lamsel, Senin (24/9) kemarin. Menurut Johan, keinginan pemerintah desa menjadikan Way Tebing Ceppa sebagai tempat wisata karena melihat banyaknya pengunjung yang datang, baik dari desa mau pun luar desa. Bahkan, jumlah pengunjung bisa meningkat dua kali lipat saat akhir pekan. “Hari biasa paling 30 orang, akhir pekan bisa mencapai ratusan. Kalau kami bisa mengelolanya menjadi tempat wisata, ini akan menguntungkan. Selain meningkatkan PAD (pendapatan asli desa), tempat itu juga bisa menjadi lahan bagi pemuda yang belum bekerja,” katanya. Johan melanjutkan, saat ini lokasi Way Tebing Ceppa telah memiliki 3 kolam pemandian dengan tempat teduh. Rencana selanjutnya, lokasi itu akan ditambah fasilitas lain seperti tempat main anak-anak, gazebo. “Masuknya gratis, pengunjung hanya dikenakan biaya parkir saja sebesar Rp 2 ribu untuk satu motor. Tapi itu juga tidak wajib, kalau mau bayar kami terima kasih, kalau tidak ya tidak apa-apa,” ujarnya. Selain digunakan untuk pemandian, lanjut Johan, Way Tebing Ceppa juga bisa dikonsumsi karena sumbernya aliran airnya berasal dari mata air gunung Rajabasa. “Kalau di sini dikonsumsi, warga tidak ragu karena airnya emmang jernih. Dan ini dibuktikan oleh penelitian dari LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) beberapa waktu lalu,” katanya. (rnd)

Sumber: