Pengusaha Tahu dan Tempe Mengalai Penurunan Pembeli
PALAS – Musim kemarau ternyata tidak hanya berpengaruh pada sentra pertanian di Kecamatan Palas, namun juga berpengaruh pada penurunan jumlah konsumen yang dialami pembuat tahu dan tempe diwilayah setempat. Sejumlah pengusaha makanan yang terbuat dari kedelai tersebut mengaku sejak memasuki musi kemarau mengalami penurunan jumlah konsumen dan mengurangi jumlah produksi mereka terlebih pada saat kenaikan harga kedelai saat ini. Muhadi (38), salah satu pengusaha tahu di Dusun Sukabangun Desa Suka Mulya, Kecamatan Palas menuturkan, penurunan jumlah pembeli sejak memasuki musim kemarau atau musim tanam gadu di Kecamatan Palas. “Musim kemarau sangat berpengaruh pada usaha tempe dan tahu. Karena konsumen yang umumnya petani juga mengalami paceklik, tidak ada pendapatan,” kata Muhadi kepada Radar Lamsel, Kamis (27/9) kemarin. Muhadi menerangkan, melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar tidak terlalu berpengaruh pada naiknya harga kedelai impor. “Kedelai memang naik namun tidak terlalu signifikan, hanya mengalami kenaikan Rp100 – Rp300 perkilogramnya,” imbuhnya. Hal Senada juga diunggkapkan Sunaryo (50). Pengusaha tempe ini mengaku semenjak memasuki musim kemarau dia menurunkan jumlah produksinya. “Sepi pembeli Mas, kalau musim kemarau. Biasanya sehari produksi satu kwintal, sekarang hanya 40 kilogram. Apalagi sekarang ini harga kedelai juga ikut naik,” tuturnya. Lebih lanjut Sunaryo menerangkan semenjak melemahnya nilai tukar Rupiah, kedelai mengalami kenaikan dari harga sebelumnya Rp 7.500 menjadi Rp 7.800 per kilogramnya. “Kami juga mengharapkan ada bantuan subsidi kedelai dari pemerintah, terlebih pada saat musim paceklik saat ini,” tutupnya. (vid)
Sumber: