GAK Bergetar dengan 444 kali Letusan
BPBD Segera Lakukan Mitigasi
KALIANDA – Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di selat Sunda masih terus bergetar memuntahkan lava pijarnya. Pada Sabtu (29/9) hingga pukul 00.00 WIB, tercatat 444 kali letusan disertai gempa vulkanik. Kepala Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa Andi Suardi memaparkan, data magma Vulcano Activity Report (VAR) letusan kawah GAK tercatat sebanyak 444 kali dengan aplitudo 30-50 mm berdurasi 21-175 detik. “ Dalam 24 jam (29/9) data mencatat sebanyak 444 kali terjadi letusan lapa vijar. Juga tercatat adanya gempa vulkanik dangkal sebanyak 5 kali dengan amplitudo 5-30 mm dengan durasi 5-12 detik. Lalu gempa vulkanik dangkal dengan jumlah 4 kali dan amplitudo 30-39, S-P : 1,1-1,9 detik. Dan durasi 7-25 detik disusul gempa tremor dengan amplitudi 2-29 mm, dominan 5 mm,” sebut Andi sapaan akrab Andi Suardi, Minggu (30/9) kemarin. Pada malam hari lanjutnya, pengamatan CCTV mendapati adanya sinar api dan lontaran lava pijar dari kawah ke segala arah. Bahkan kata dia dentuman dan getaran yang ditimbulkan terasa hingga pos PGA. “ Getarannya sampai ke Pos Pantau, dilihat dari CCTV kedapatan sinar api dipicu lava pijar yang dimuntahkan GAK,” kata dia. Lebih jauh Andi mengatakan untuk ketinggian asap vulkanik tidak terpantau karena pandangan ke arah GAK tertutup kabut. Sementara untuk status GAK masih pada level II alias waspda. “Aktivitas GAK sejak awal Juni lalu terus meningkat. Peningkatan aktivitas GAK punya karakteristik yang berlangsung cukup lama,” ungkapnya. Peningkatan aktivitas saat ini lanjut Andi,bukanlah yang terlama. Sebab aktifitas GAK mulai fluktuatif sejak 2007 lalu kemudian pada Desember 2012 silam juga terjadi hal serupa. “GAK kalau aktif memang agak panjang waktunya. Peningkatan aktivitas terakhir itu 2007 sampai dengan 2012. Dan september 2012 itu merupakan letusan terakhir,” terang Andi. Terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lamsel I Ketut Sukerta, SE mengatakan, dalam waktu dekat pihaknya bakal mengadakan mitigasi penanggulangan bencana diwilayah pesisir pantai. Wacana tersebut adalah buntut dari aktifitas GAK sejauh ini. “ Oktober mendatang kami rencanakan melakukan mitigasi. Pihak-pihak yang kami gandeng dari berbagai elemen juga aparat keamanan TNI/Polri,” kata Sukerta sore kemarin. Meski GAK belum menunjukan penurunan aktifitas. Hal itu lanjut Sukerta dirasa masih pada tahap wajar dan warga tak perlu khawatir. “ Justru yang dikhawatirkan kalau GAK tidak menunjukan aktifitasnya, itu yang menurut ahli membahayakan,” sebut dia. Diketahui GAK merupakan salah satu gunung api aktif di Indonesia. Gunung api yang terbentuk di bekas letusan gunung Krakatau 1883 silam ini, selalu menunjukan aktifitasnya sejak muncul dari dasar laut pada tahun 1930 silam. (ver)Sumber: