Sungai Way Pisang Kering, Tanaman Padi Empat Desa Terancam

Sungai Way Pisang Kering, Tanaman Padi Empat Desa Terancam

PALAS – Memasuki awal bulan Oktober, musim kemarau masih melanda wilayah Kabupaten Lampung Selatan. Bahkan air sungai disejumlah wilayah di Lamsel mulai mengering. Tak terkecuali Sungai Way Pisang. Sungai yang menjadi sumber pengairan oleh petani di Kecamatan Palas dan Sragi ini mulai mengalami devisit. Kondisi ini mulai mengancam lahan  pertanian di Kecamatan Palas. Yusuf (48) petani Desa Palas Pasemah mengatakan, sungai Way Pisang yang menjadi andalan pengairan sawah petani diwilayahnya mengalami kekeringan sejak satu bulan terahir. “Air sungai sudah tidak mengalir hampir satu bulan. Bahkan di beberapa tempat air sudah mengering,” kata Yusuf kepada Radar Lamsel, Rabu (3/9). Padahal saat ini usia tanaman padi yang baru masuk umur satu bulan masih sangat membutuhkan pengairan. Untuk bertahan, petani setempat hanya mengandalkan pasang surut air laut dan sumur bor. “Untuk menyiram padi petani hanya mengadalkan sumur bor, itu pun tidak mencukupi atau menunggu air pasang baru bisa melakukan penyiraman,” ujarnya. Hal senada juga diungkapkan oleh Sutris (38) petani Desa Suka Bakti. Akibat berkurangnya debit air Sungai Way Pisang juga mengalami kesulitan untuk melakukan penyiraman. “Kalau disini kami hanya mengandal sistem buka tutup saluran irigasi. Setiap empat hari sekali debit air sungai akan naik, itupun harus berebut dengan petani yang lain,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Palas Agus Santosa menyebutkan, kekeringan tersebut terjadi di beberapa titik di Kecamatan Palas antara lain, Desa Suka Bakti, Palas Aji, Pematang Baru dan Desa Palas Pasemah. “Sungai Way Pisang mengering terjadi di empat wilayah namun yang terparah di wilayah pertanian Desa Palas Pasemah kerena airnya sudah tidak mengalir lagi,” terangnya. Meski begitu Agus menjelaskan, di keempat wilayah tersebut belum ada tanaman padi yang mengalami puso yang akibat kekeringan. “Saat belum ada laporan petani yang mengalami puso, karena mereka masih mengandalkan air pasang serta sumur bor. Dan kami juga melakukan sitem buka tutup saluran irigasi,” tutupnya. (vid)

Sumber: