Pontren Ushuluddin Juara Umum Festival Sabyan Gambus Tingkat Provinsi

Pontren Ushuluddin Juara Umum Festival Sabyan Gambus Tingkat Provinsi

PENENGAHAN – Pondok Pesantren (Pontren) Terpadu Ushuluddin terus mengukir prestasi di tingkat provinsi dan kabupaten. Prestasi terbaru yang diperoleh pesantren yang terletak di Desa Belambangan, Kecamatan Penengahan ini adalah menjadi juara umum dalam festival Fans Sabyan Gambus yang diselenggarakan di Kabupaten Pringsewu pada 16 Oktober lalu. Raihan juara 1 ini didapat setelah Pontren Terpadu Ushuluddin menyingkirkan perolehan nilai 53 peserta lainnya. Para santri dari pesantren kebanggaan masyarakat Kecamatan Penengahan ini dianggap sukses membawakan lagu Sabyan Gambus. Ini merupakan raihan perdana Pontren Ushuluddin pada ajang itu. Prestasi selanjutnya, santri Pontren Terpadu Ushuluddin berhasil menjadi juara umum dalam perlombaan adzan tingkat Kabupaten Lampung Selatan pada peringatan Hari Santri Nasional 2018. Gelar juara ini didapat oleh Budi Setiawan yang merupakan santri madrasah aliyah (MA) pada Rabu (17/10/2018). Pimpinan Pontren Terpadu Ushuluddin KH. Dr. A. Rafiq Udin, S.Ag.,M.Si mengatakan bahwa pihaknya merasa bangga atas raihan yang didapat anak asuhnya itu. Menurut Rafif, dua gelar juara itu patut diberi apresiasi karena santri sudah mengharumkan nama pesantren di tingkat kabupaten dan provinsi. “Kalau gambus, baru sekali ini ada festival di provinsi. Meski perdana mengikuti ajang seperti ini, para santri mampu mengeluarkan penampilan terbaik dan keluar sebagai juara umum,” kata Rafiq kepada Radar Lamsel, Kamis (18/10/2018). Untuk raihan juara pada lomba adzan di tingkat kabupaten, Rafiq menganggap prestasi itu adalah hadiah yang indah di peringatan Hari Santri Nasional bagi pesantren Ushuluddin. “Ini juga gelar perdana di tingkat kabupaten. Kami banga karena santri kami berhasil menjadi yang terbaik diantara yang terbaik,” ucapnya. Rafiq mengatakan bahwa Pontren Terpadu Ushuluddin akan berupaya mempertahankan pencapaian yang sudah diraih. Menurut dia, langkah ini perlu diterapkan agar para santri selalu memiliki niat belajar agar mampu memperoleh hasil serupa di kemudian hari. “Insya Allah, kami siap mempertahakan. Tapi untuk memperoleh itu diperlukan perjuangan keras, dan santri harus menyadarinya dengan belajar, belajar dan belajar,” katanya. (rnd)

Sumber: