Jaga TPS, Polres Lamsel Kerahkan 439 Personil
KALIANDA – Pemilihan umum atau pemilu 2019 akan bergulir dalam dua bulan lagi. Berbagai persiapan untuk menyambut pesta demokrasi 5 tahunan itu pun sudah dilakukan dari sekarang. Termasuk pola pengamanan yang dilakukan oleh aparat kepolisian. Polres Lamsel akan mengerahkan sebanyak dua per tiga dari jumlah kekuatan atau 439 personil. Jumlah personil ini diklaim akan bertambah karena akan dibantu oleh Polda Lampung. Ratusan personil dari Polres dan Polda ini akan disebar ke 3.095 titik TPS di wilayah Lamsel. Setiap TPS akan ditempati jumlah personil yang berbeda-beda, berdasarkan titik kerawanan dan karateristik wilayahnya. Kapolres Lamsel AKBP. M.Syarhan, S.IK mengatakan, jumlah personil yang ditempatkan sudah sesuai dengan perkiraan tingkat ancaman dan kerawanann di setiap TPS. Mengenai jumlah personil di tiap TPS, Syarhan tak menjelaskan secara rinci. Namun, kata dia, ada beberapa pola pengamanan yang sudah dibuat. “Dan, personil yang akan mengamankan TPS sudah dibagi ke titik masing-masing. Secara menyeluruh, titik TPS yang rawan sudah kami deteksinya dan dipantau,” kata Syarhan kepada Radar Lamsel saat ditemui di Mapolres setempat, Rabu (13/2) kemarin. Untuk polanya, Syarhan mengatakan pengawasan akan dilakukan dalam 3 hari yang dimulai pada 16 April atau H-1 sebelum penyelenggaraan pemilu. Pada saat itu, personil sudah masuk. Kemudian pada 17 April atau saat pemilu berjalan, polisi juga turut mengamankan TPS. Selanjutnya, polisi akan mengamankan gudang logistik pendistribusian kotak suara. “Di KPU, personil yang akan mengamankan gudang logistik dan pendistribusian sudah diskema. Sudah kita lakukan poting-poting personil pengamanan, kita tidak hanya mengamankan pencoblosan, tetapi rangkaian kegiatan pemilu sampai sukses,” katanya. Syarhan meminta masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya. Masyarakat, kata Syarhan, harus ikut serta dalam pesta demokrasi 5 tahunan itu. Selanjutnya, Syarhan meminta masyarakat tetap tenang dan damai meski berbeda pilihan dan pemikiran. “Kan memilih tidak setiap tahun, tapi 5 tahun sekali. Sampaikan pilihan, tidak boleh golput (golongan putih), itu harapan kami. Kami meminta masyarakat menenangkan diri, (pemilu) jangan dijadikan ajang perpecahan. Boleh beda pilihan dan pemikiran, tapi jangan ribut. Karena yang punya Lampung Selatan adalah masyarakat Lampung Selatan itu sendiri,” katanya. (rnd)
Sumber: