AYO BANGUN DESA, MULAI DARI APA?

AYO BANGUN DESA, MULAI DARI APA?

Hari ini, 17 Februari 2016, adalah hari bersejarah bagi Kabupaten Lampung Selatan. Setelah melalui proses panjang dan penuh liku dalam kontestasi Pilkada 9 Desember 2015, pasangan Zainudin Hasan-Nanang Ermanto definitif menjadi bupati dan wakil bupati Kabupaten Lampung Selatan. Selesai sudah pengotakan salam 1 jari, salam 2 jari, atau salam 3 jari. Zain (Zainudin Hasan-Nanang Ermanto) adalah pemimpin kita semua, warga Lampung Selatan. Selanjutnya, ayo bangun desa. Ya, ayo bangun desa. Pertanyaannya bukan mulai dari mana, tapi mulai dari apa? Karena jika mulai dari mana jelas jawabannya mulai dari semua desa/kelurahan yang ada. Karena tidak ada yang dianakemaskan atau dianaktirikan. Kita mengenal paham pemerataan dalam pembangunan, sehingga semua dimulai dari semua desa/kelurahan. Mulai dari apa? Pertanyaan ini kita berikan jawaban bahwa dalam membangun desa harus memiliki komitmen bersama. Ada kesepahaman bersama bahwa Kabupaten Lampung Selatan adalah kampung halaman kita bersama. Menjadikan kampung halaman bersama mengandung makna bahwa kita memiliki ikatan emosional yang kuat terhadap Lampung Selatan. Ikatan tersebut bisa karena faktor tempat kelahiran, bisa juga karena faktor ekonomi. Di sinilah tempat kita mencari nafkah dan di sinilah tempat kita membelanjakannya. Lebih greget lagi, faktor masa depan, di sinilah tempat akhir hayat kita dimana nisan akan ditancapkan. Dalam bahasa lagu nasional, tempat akhir menutup mata. Faktor-faktor ikatan untuk menjadikan Lampung Selatan sebagai kampung halaman bersama tersebut tidaklah harus akumulatif. Bisa cukup salah satu saja. Karena bisa saja kita lahir di sini, tetapi mendapat kesempatan berkiprah di dunia yang lebih luas, namun hati kita selalu terpaut dengan Lampung Selatan. Demikian sebaliknya, bisa saja kita tidak lahir di sini, karena tempat sumber penghidupan, hati kita selalu terpaut dengan Lampung Selatan. Ayo membangun desa dengan dimulai dari kesadaran dan komitmen menjadikan Lampung Selatan sebagai kampung halaman bersama akan melahirkan energi kecintaan atas maju dan berkembangnya Gerbang Sumatera ini. Kecintaan akan kampung halaman bersama menumbuhkan sikap dan perilaku adil terhadap kampung sendiri. Ungkapan ini terkesan lebay, namun di situlah sesungguhnya tersimpan energi dan spirit dalam membangun desa. Siapa sih yang sudi membangun kampungnya, kalau bukan warga dan penghuninya sendiri. Meskipun ada yang beranggapan bahwa Zainudin Hasan adalah representasi wilayah Timur, Nanang Ermanto adalah repreaentasi wilayah Barat. Namun demikian, kita tidak mau terzonaisasi berdasarkan kewilayahan. Meminjam istilah Emha Ainun Najib, Lampung Selatan adalah desa kita bersama. Karena itu, marilah kita jadikan mimpi-mimpi dari Zainudin Hasan-Nanang Ermanto yang selalu disampaikan pada kesempatan kampanye terdahulu, sebagai mimpi kita bersama atas kampung halaman dan desa bersama ini. Mimpi bersama kita antara lain dalam hal infrastruktur adalah dalam tempo tiga tahun seluruh jalan desa mulus. Sehingga tidak ada desa yang terisolasi dan mobilitas warga antardesa lebih lancar. Ini juga akan menunjang kemudahan dalam mengangkut hasil bumi dari para petani. Tersedia sumur bor di semua desa sehingga ada penyangga sumber air ketika musim kemarau tiba. Sehingga kejadian gagal tanam dapat teratasi. Dalam bidang kesehatan, ketersediaan ambulan gratis di setiap kecamatan dan peningkatan pelayanan kesehatan. Ini akan memupus anggapan bahwa biaya kesehatan adalah mahal. Mimpi kita, kita tidak perlu takut berobat jika kita sakit. Dalam bidang pendidikan, adalah gratis biaya pendidikan hingga jenjang SMA. Serta pemberian beasiswa bagi anak yang diterima di perguruan tinggi negeri. Mimpi kita, tidak ada lagi anak kampung yang karena alasan kemiskinan, takut untuk berkompetisi masuk ke jenjang pendidikan perguruan tinggi negeri. Semua bisa bertepuk dada, biarlah saya anak kampung, orang tua pendidikan rendah, tapi saya berani kuliah. Ini sejalan dengan Hadits Nabi: \"Pemerintah adalah wali bagi siapa saja yang tidak memiliki wali\". Itu hanya segelintir dari mimpi-mimpi kita bersama di bawah kepemimpinan Zainudin Hasan-Nanang Ermanto. Kita berharap, kita semua bisa bergandengan tangan, bahu-membahu, memberikan apa yang kita bisa, untuk kemajuan kampung halaman kita ini. Sudahi jegal-menjegal, saling mempersulit, dan saling menjatuhkan. Kita maju bersama untuk kebaikan kita bersama. Oleh: Dwi Riyanto Mentor Relawan Zamane

Sumber: