Kekeringan di Sragi Meluas

SRAGI – Meski Kecamatan Sragi sepat diguyur hujan pada Kamis (29/8) pekan lalu, namun hal tersebut belum mengatasi kekeringan pada tanaman padi yang terjadi diwilayah setempat. Berdasarkan pantaun Radar Lamsel, sejumlah petani di wilayah setempat masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan air. Bahkan tanama padi yang terdampak kekeringan sebelumnya seluas 392 hektar, kini meluas menjadi 552 hektar. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamtan Sragi, Eka Saputra. Ia mengatakan, curah hujan yang terajadi pada pekan lalu tidak memberikan dampak besar pada tanaman padi yang mengalami kekeringan. “Curah hujan yang terjadi pekan kemarin belum mengatasi kekeringan. Bahkan saat ini tanaman yang terdampak kekeringan meluas,” kata Eka kepada Radar Lamsel, Senin (2/9). Eka menyebutkan, sebelumnya tanaman yang terdampak kekeringan seluas 392 hektar, kini bertambah menjadi 552 hektar. Bahkan, lanjut Eka dari 552 hektar tersebut, seluas 95 hektar mengalami kekeringan berat. Hal ini disebabkan petani setempat masih sulit untuk mendapatkan pasokan air. “Hujan tidak meningkat sumber pengairan petani, saluran irigasi masih kering dan asin. Sebelumnya tidak ada kekeringan berat sekarang sudah 95 hektar,” ungkapnya. Hal ini diamini oleh Saipulloh (48), meski sempat terjadi hujan petani Desa Baktirasa ini mengakui hingga saat ini masih kesulitan untuk mendapatkan pasokan air. Bahkan untuk menyelamatkan tanaman padi miliknya ia terpaksa mengeluarkan dana tambahan untuk menggali sumur bor sebagai sumber air alternatif. “Air irigasi masih asin, Mas tidak bisa digunakan. Mau tak mau saya harus mengeluarkan dana Rp 6,7 juta untuk menggali sumur bor agar bisa menyelamatkan tanaman padi dari kekeringan,” pungkasnya. (vid)
Sumber: