Hasil Panen di Sragi Merosot 40 Persen

SRAGI – Musim tanam gadu di wilayah Kecamatan Sragi saat ini sudah memasuki masa panen. Namun musim panen tanam gadu kali ini mengalami penurunan drastis. Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar Lamsel, dari 1.916 hektar hamparan tanaman padi, saat ini terdapat 219 hektar yang sudah masuk masa panen. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Sragi, Eka Saputra mengatakan musim panen tanam gadu saat ini bakal mengalami penurunan hasil produksi 30 – 40 persen. “Dari hasil pendataan rata-rata tanaman padi sudah panen. Hasil produksi mengalami penurunan mencapai 30 – 40 persen per hektarnya,” kata Eka kepada Radar Lamsel, saat ditemui di kantornya, Rabu (15/10). Eka menerangkan, dibandingkan pada musim taman rendeng lalu, tiap satu hektar mampu menghasilkan 7 ton gabah. Namun saat ini hanya mampu menghasilkan 4 -5 ton padi. Dari total 1.916 hektar hamaparan padi terdapat 219 hektar yang sudah memasuki masa panen. Ratusan hektar itu tersebar di dua desa yakni Desa Sumbersari dan Desa Margajasa. “Dibandingkan pada musim gadu tahun lalu. Musim gadu saat ini dampaknya memang lebih parah karena petani memang benar-beran kesulitan mendapatkan air. Akibatnya buah padi tidak maskimal,” paparnya. Sementara untuk harga gabah, lanjut Eka, saat ini semakin melejit. Untuk harga gabah bulat diangka Rp 4.900 per kilogram, sedangkan harga gabah panjang mencapai Rp 5.300 per kilo gramnya. “Sementara untuk harga gabah saat ini semakin melambung. Mudah-mudahan dangan adanya kenaikan harga ini petani tidak merugi. Setidaknya bisa balik modal,” ucapnya. Sementara itu Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Karya Tani, Desa Sumbersari Setiyono juga membenarkan bahwa sebagian petani setempat mengalami penurunan hasil panen padi. “Rata-rata hasil panen hanya 4 ton, itu sudah sangat bagus. Meski begitu kami sangat bersyukur masih bisa panen ditengah musim kemarau saat ini,” pungkasnya. (vid)
Sumber: