Ruang Kelas Nyaris Ambruk, Siswa Terpaksa Belajar di Ruang Kepala Sekolah

Ruang Kelas Nyaris Ambruk, Siswa Terpaksa Belajar di Ruang Kepala Sekolah

GEDONGTATAAN - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pesawaran seolah-olah membiarkan kondisi bangunan dua ruang kelas SDN 9 Gedongtataan yang rusak parah dan tidak bisa lagi digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar.
 
Hal tersebut tentu saja menambah potret buram dunia pendidikan di kabupaten yang berjuluk Bumi Andan Jejama ini. 
 
Berdasarkan pantaun dilapangan, kondisi bangunan dia ruang belajar di SDN 9 Gedongtataan yang berada di Desa Bogorejo, Kecamatan Gedongtataan dalam kondisi rusak berat dan nyaris roboh. Kedua ruangan tersebut tidak lagi digunakan untuk menjalankan aktivitas belajar dan mengajar selama kurang lebih dua tahun.
 
Kondisi atap dan bangunan yang nyaris ambruk memaksa pihak sekolah untuk mengosongkan ruang kelas tersebut,  dan siswa yang belajar dikelas tersebut terpaksa direlokasi keruang kantor kepala sekolah dan ruang dewan guru agar kegiatan belajar mengajar dapat terus berjalan.
 
Salah seorang guru SDN 9 Gedongttaan yang enggan disebutkan namanya mengatakan, ruangan kelas yang rusak tersebut adalah ruang kelas 1 dan kelas 2. Siswa-siswi yang belajar di kedua ruangan tersebut dipindahkan ke ruangan kantor kepala sekolah dan ruang dewan guru. Dan untuk saat ini, ruang perpustakaan dijadikan sebagai ruang kantor kepala sekolah dan dewan guru.
 
\"Ruang belajar kelas 1 dan 2 yang dibangun sekitar tahun 1984 tidak bisa digunakan lagi, karena atap, dinding dan plafon sudah rusak berat dan nyaris roboh. Sehingga siswa kelas 1 dan 2 terpaksa kita pindahkan ke ruang kepala sekolah dan dewan Guru,\" katanya kepada  Radar Pesawaran, Jumat (18/10).
 
\"Terpaksa kami kosongkan karena demi keselamatan anak-anak. Sudah dua tahun ini para siswa belajar di ruang kepala sekolah dan ruang guru,\" ujarnya.
 
Dikatakan, Dinas Pendidikan pernah melakukan survey terhadap kondisi ruang kelas tersebut, namun belum ada tanda-tanda akan diperbaiki hingga saat ini.
 
\"Pihak dinas sudah sering hilir mudik Mas, namun hanya membawa angin surga. Namun bantuan tak kunjung terealisasi hingga saat ini dan belum ada informasi kapan rencana ruang kelas tersebut mendapatkan rehab,\" ungkapnya.
 
Sementara, Kepala SDN 9 Gedongtataan, Supartinem, S.Pd saat dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan, jumlah murid kelas 1 sebanyak 23 orang sementara kelas 2 sebanyak 21 orang. Dirinya juga mengungkapkan bahwa pihak sekolah tidak memiliki dana untuk melakukan rehabilitasi sehingga kondisi ruangan dibiarkan begitu saja. 
 
“Sekarang ini yang bisa kami harapkan supaya bangunan ruang kelas yang dibuat tahun 1984 ini dapat dibangun ulang supaya ruang perpustakaan tidak beralih fungsi. Kami juga sudah sering mengajukan permohonan rehab ruang kelas tersebut ke pihak Dinas Pendidikan, namun hingga saat ini belum terealisasi,\" tandasnya. (jko/esn)
 

Sumber: