Daun Bawang Komoditi Unggulan Ditengah Kemarau

Daun Bawang Komoditi Unggulan Ditengah Kemarau

SIDOMULYO – Budidaya sayuran daun bawang bagi warga Dusun Sudul Desa Sukamarga Kecamatan Sidomulyo mampu menopang pendapatan masyarakat ditengah musim kemarau, Rabu (30/10). Odi (35) seorang petani budidaya daun bawang mengungkapkan, berawal dari pemanfaatan lahan pertanian yang kurang produktif ditengah kemarau miliknya. Dirinya memberanikan diri untuk mengalih fungsikan lahan pertaniannya menjadi ladang budidaya daun bawang. “ Menunnggu hujan tidak kunjung turun, saya mencoba memanfaatkan lahan sawah saya untuk ditanami sayuran daun bawanag,” kata Odi. Odi menjelaskan, umumnya saat kemarau, banyak petani memutuskan untuk menghentikan sementara, aktifitas usaha tani sampai menunggu cuaca bersahabat. “ Namun dua tahun terakhir, para petani di Dusun Sudul mulai memberanikan diri untuk mengalihkan fungsikan lahan peratanian padi mereka menjadi ladang budidaya daun bawang,” jelas Odi.   Alhasil kata Odi, budidaya sayuran daun bawang yang belum lama digeluti oleh para pelaku usaha tani di dusun tersebut, terbukti mampu menopang pendapatan masyarakat. Karena, dalam seperempat hektar lahan mampu menghasilkan sayuran daun bawang sebanyak 4 ton. Dengan akumulasi ditingkat petani,  untuk 1 kilogram daun bawang dihargai Rp.9ribu rupiah. “ Jika dihitung dalam seperempat hektar lahan, hasil penjualan sayuran daun bawang mencapai Rp.36 juta rupiah, untuk 4 ton dalam satu kali panen selama dua bulan,” kata Odi. Sementara, Abror (45) petani budidaya daunbawang lainya didusun tersebut menuturkan, untuk biaya oprasional awal. Mulai dari pra panen sampai pasca panen untuk lahan seluas seperempat hektar, dirinya mengocek ongkos sebesar Rp.9 juta rupiah. “ Untuk biaya persiapan lahan, pengairan, tanam, pupuk dan obat-obatan sampai panen saya menghabiskan biaya sebesar Rp. 9 juta,” tutur Abror. Meski demikian, sambungnya, hasil produksi daun bawang dilahan seluas seperempat hektar mencapi 4 ton daun bawang siap jual. “ Biaya produksi yang lumayan mahal, dapat ditutupi dengan hasil produksi dengan nilai Rp.36 juta rupiah setiap panen,” kata Abror yang merasa puas. Terpisah, Kades Sukamarga Hardian mengatakan, begitu besarnya peluang usaha disektor budidaya daun bawang saat kemarau, menjadi penye,mangat tersendiri. Karena, budidaya daun bawang dinilai peluang usaha yang sangat menjanjikan. “ Selain menambah pendapatan, dari segi usaha sangat menguntungkan. Karena, saat kemarau menjadi berkah tersendiri bagi para petani mendulang rupiah,” kata Hardian. Ia berharap, peluang usaha tani dengan membudidaya sayuran daunbawang harus tetap dipertahankan. “Saya berharap langkah ini juga diikuti oleh petani lainnya. Jangan biarkan lahan pertanian tidak produktif, mari mengalih fungsikan lahan dengan usaha tani yang lebih menjanjikan contohnya budidaya daunbawang ini,” pungkasnya. (CW2)

Sumber: