Dua Pekan Libur Melaut Karena Gelombang Tinggi

SIDOMULYO – Gelombang setinggi 1 meter disertai angin kencang yang melanda kawasan pantai Desa Suak Kecamatan Sidomulyo, memaksa aktivitas nelayan diwilayah itu terhenti. Para nelayan tradisional, yang sebagian besar bermukim disepanjang pesisir pantai didesa tersebut, enggan melaut dan memilih menambatkan perahu-perahu mereka bibir pantai, Kamis (31/10). Salah seorang nelayan tradisional Dusun Labuan, Desa Suak Safari (35) mengungkapkan, sudah dua pekan terakhir dirinya enggan melaut, akibat cuaca buruk angin kencang dan gelombang tinggi ditengah laut. “ Dua pekan ini, cuaca kurang bersahabat angin kencang dan gelombang air laut tinggi 1-2 meter ditengah laut,” ungkap Safari. Safari menjelaskan, saat cuaca buruk para nelayan tangkap tradisonal, yang bermukim disepanjang pesisir pantai Desa Suak enggan melaut. Mereka lebih memilih menambatkan parahu motor mereka di tepi bibir pantai. “ Cuaca buruk para nelayan memutuskan untuk tidak melaut dan menyandarkan perahu dibibir pantai. Karena, sekali pun dipaksakan sangat berbahaya cucaca sedang buruk,” kata safari. Sebab, jika cuaca buruk, gelombang setinggi satu meter dibarengi angin kencang membahayakan keselamatan. Karena berpotensi menghantam perahu nelayan saat melaut. “ Sekalipun dipaksakan melaut, hasil tangkapan sangat berkurang jumlahnya. Selain itu nelayan khawatir, perahu diterjang gelombang tinggi disertai angin kencang mengancam keselamatan,” kata Safari. Sementara, Joni (30) nelayan tangkap tradisonal lainya menuturkan, cuaca buruk akan terus berlangsung sampai waktu tiga bulan kedepan. Dimana, dirinya lebih memilih memperbaiki perahu dan alat tangkap ikan miliknya sambil menunggu cuaca bersahabat. “ Bila cuaca sedang angin barat seperti ini, umumnya para nelayan lebih memilih menyandarkan perahu dan memperbaikinya. Untuk menutupi biaya sehari-hari mereka berkebun dan usaha serabutan,” tutur Joni. Terpisah, Kades Suak Juli Wahyudin membenarkan hal itu, dimana pihaknya mengaku sudah menghimbau warga, khusunya bagi nelayan didesanya untuk menghentikan sementara aktifitas melautnya, karena cuaca membahayakan. “ Nelayan sudah kami himbau untuk menunda aktifitas melaut sementara. Dua pekan terakhir terjadi gelombang tinggi di tengah laut. Bila tidak berhati-hati dan waspada bisa membahayakan nelayan,” kata Juli Wahyudin. Ia menjelaskan, mengingat para nelayan didesanya lebih berpengalaman dengan cuaca saat ini. Pihaknya yakin nelayan mampu membaca kondisi alam. “ Saya percaya nelayan lebih tahu kondisi alam, tapi saya tetap menghimbau supaya nelayan bila melaut jangan terlalu ketengah, apalagi perahu-perahu mereka kecil, tentu sangat berbahaya sekali,” pungkasnya. (CW2)
Sumber: