Bongkar Muat Pelabuhan Bakauheni Sampai 72 Menit

Peringatan Dini Gelombang Tinggi
BAKAUHENI – Angin kencang yang terjadi belakangan ini berdampak terhadap aktivitas pelayaran. PT. ASDP Cabang Bakauheni menyebut angin kencang memang memengaruhi sistem operasional dalam pelayanan. Terutama saat kapal olah gerak saat hendak bersandar. Durasi bongkar muat mencapai 72 menit, durasi itu sedikit lebih lama dengan situasi normal yang berdurasi 40 – 60 menit. “Tiupan angin dan gelombang membuat kapal agak sulit dikendalikan,” kata Humas PT. ASDP Cabang Bakauheni, Syaifullail Maslul, saat dihubungi Radar Lamsel, Senin (4/11/2019). Meski kondisi cuacanya demikian, lanjut pria yang akrab disapa Syaiful ini, pihaknya sudah mengimbau para nakhoda agar lebih waspada dan berhati-hati. Mengingat angin kencang dan gelombang seperti ini diprediksi terjadi sampai akhir tahun 2019. PT. ASDP juga telah berkoordinasi dengan pihak STC (ship traffic control). Lebih lanjut, Syaiful mengatakan pihaknya juga secara berkelanjutan mengperbarui data cuaca dari BMKG dan STC. Kemudian menginformasikan kepada para nakhoda agar menjadi perhatian. PT. ASDP berusaha mengambil langkah cepat untuk mengantisipasi peristiwa membahayakan. “Kami mengambil langkah sedini mungkin. Sesuatu yang bisa menjadi kendala di laut, pelayaran, dan hal-hal buruk yang bisa saja terjadi di luar prediksi,” katanya. Data yang diperoleh Radar Lamsel dari Stasiun Meteorologi Maritim Lampung menyebutkan wilayah perairan Selat Sunda bagian barat memiliki kecepatan angin 4-20 knot, sama dengan 37.04 kilometer per jam. Gelombang laut pun cukup tinggi mencapai 2,5-4 meter. Peringatan dini gelombang tinggi pun dikeluarkan. Gelombang tinggi berbahaya yang mencapai 2,5-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung, dan Selat Sunda bagian selatan hingga Selasa (5/11/2019). Stasiun Meteorologi juga mengeluarkan saran keselamatan. Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir dan sekitarnya diminta selalu waspada terhadap gelombang tinggi. Diberitakan sebelumnya, dalam sepekan terakhir angin kencang kerap terjadi. Stasiun Klimatologi Pesawaran Lampung menyebut kondisi itu merupakan fenomena angin kencang peralihan musim pancaroba. Kondisi semacam ini kerap terjadi di penghujung Oktober atau Nopember. Sebab, pada bulan-bulan ini memasuki peralihan dari musim kemarau ke musim hujan. Selain angin kencang, petir, dan hujan deras juga akan terjadi pada momen ini. Namun, Stasiun Klimatologi Pesawaran memperkirakan petir dan hujan hanya terjadi dalam waktu yang tak lama. “Perkiraan kurang dari 1 jam. Tapi kewaspadaan masyarakat perlu ditingkatkan pada masa-masa peralihan seperti saat ini,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Pesawaran Lampung, Budi Satria, S.Si saat dihubungi Radar Lamsel, Minggu (3/11/2019). Untuk menghindari peristiwa alam, pria yang akrab disapa Budi ini mengimbau masyarakat mencari tempat perlindungan jika terdapat perubahan cuaca mendadak, yang disertai angin kencang serta petir. (rnd)Sumber: