PKB Terbelah di Pilkada Lamsel
KALIANDA - Bakal Calon Bupati Lampung Selatan Nanang Ermanto bertemu dengan Ketua Dewan Syuro PKB Lampung Selatan, KH. Muslih Zain di Rumah Dinas Bupati Lampung Selatan, Senin (7/9/2020). Pertemuan tersebut bukan pertemuan biasa, apalagi berlangsung dalam situasi dimana tahapan Pilkada sudah berjalan. “Silaturahim tempat pak Bupati, cukup lama tadi. Tadi juga Pak Nanang minta restu sama mbak Nunik (Chusnunia Chalim.red) lewat telepon tadi minta izin, dan sudah di iyakan,” kata KH. Muslih Zain kepada Radar Lamsel. Langkah Muslih Zain ditengarai soal sikap PKB yang tampaknya mengesampingkan dirinya sebagai Ketua Dewan Syuro PKB Lamsel. Salah satu indikatornya tidak dilibatkannya Muslih Zain saat PKB mengusung Hipni-Melin. “Seharusnya kan saya yang mendoakan Hipni-Melin dari awal hingga mendaftar, tetapi kenyataannya saya tak dilibatkan sama sekali atau bahkan tak diundang. Kalau begitu ya saya silakan saja,” jelasnya. Maka pertemuan tersebut sekaligus menegaskan Majelis Syuro untuk memenangkan Nanang Ermanto. KH. Muslih Zain juga mengamini bahwa dirinya sudah seratus persen bakal mengkoordinir barisan untuk memenangkan Nanang. “Saya masuk dalam tim majelis syuro, pertemuan itu juga sudah saya doakan Nanang Ermanto dan insyaallah berkah. Dalam majelis syuro itu, kecamatan nanti semua terkoordinir semua. Kita sepakat untuk keliling bahkan setiap desa mengakar, kalau mau menang nggak tanggung-tanggung,” ungkapnya. Majelis Syuro yang disebutkan pentolan Dewan Syuro PKB itu tentunya memiliki basis orang-orang Nahdliyyin. Itu dibenarkan sekaligus diamini oleh KH. Muslih Zain. “ Iya, isinya ya wong-wong NU, basisnya pun basis NU. Majelis Syuro solid 100 perseh kalau bisa 1.000 persen,” ujar KH. Muslih Zain yang ditemani KH. Zainur saat bersilaturahmi dengan Nanang Ermanto. Kendati begitu Ketua DPC PKB Imam Zubkhi serta Wakil Ketua DPW PKB Lampung Hidir Ibrahim belum memberi keterangan soal sikap yang diambil Ketua Dewan Syuro PKB Lamsel tersebut. Nomor telepon Imam Subkhi saat dihubungi dalam keadaan tak aktif, sedangkan Hidir Ibrahim belum merespon panggilan telepon wartawan ini. Langkah yang ditempuh Muslih Zain bertolak belakang dengan keputusan DPP PKB yang secara legal merekomendasikan Hipni-Melin di Pilkada Lamsel. Meski demikian Liaison Officer Hipni-Melin, Budi Setiawan menegaskan hal-hal demikian tak mempengaruhi pergerakan tim Himel. “ Kalau itu serahkan saja dengan parpolnya (PKB.red) karena jelas itu bertentangan dengan keputusan DPP PKB yang ditandatangani petinggi PKB, kami tak akan terganggu dengan hal-hal yang demikian,” kata Budi Setiawan. Budi mengisyaratkan bahwa di Pilkada sebelumnya juga tak jauh berbeda dengan yang terjadi saat ini. Tetapi toh kenyataannya kata Budi berbeda dengan fakta di lapangan. “ Biar saja kami tetap fokus bergerak, soal itu serahkan dengan parpol PKB nya karena secara jelas PKB sudah dalam barisan Hipni-Melin. Karena tim kami tak terganggu dengan itu,” tegas Budi. Lalu apakah sikap salah satu Ulama NU KH. Muslih Zain tak menimbulkan gap dengan ulama NU lainnya? Ketua PCNU Lamsel KH. Nur Mahfud menegaskan bahwa KH. Muslih Zain bukan dalam barisannya dan tidak dalam kepengurusan PCNU Lampung Selatan. “ Itu terserah nafsi-nafsi. Dia (Muslih Zain.red) kan orang partai bukan pengurus NU, partainya sendiri mendukung Hipni, kenapa Dewan Syuro nya ke Pak Nanang? Itu memalukan. Konsepnya orang partai mesti tunduk dengan partai lah,” ujar Ketua PCNU Lamsel, tadi malam. Pentolan NU kabupaten ini enggan ikut campur dalam urusan tersebut sebab ia meyakini bahwa Muslih Zain dan prilakunya bukan bagian dari dirinya. “ Kalau saya nggak ikut-ikut itu karena bukan bagian dari saya. Bicara NU ya banyak sekali orang-orang NU jadi wajar kalau ditarik sana ditarik sini itu wajar,” jelas KH. Mahfud. Ditanya sikap hubungan kepemimpinan saat ini terhadap NU? KH. Nur Mahfud mengatakan hubungannya memang kurang baik. Lalu apakah sikap dan langkah Muslih Zain dibenarkan dalam konteks ini? “ Nggak, dia (Muslih.red) memang bukan barisan saya, biarpun dia NU tetapi barisannya bukan kita. Wajar jika ada ketidak cocokan atau ketidaksamaan. Kalaupun kepemimpinan saat ini membantu NU itu karena, ya sindiran sana-sini. Kayaknya setengah hati membantunya,” tandasnya. Sekalipun Nur Mahfud mendukung salah satu calon di Pilkada Lamsel, ia berargumen bahwa kandidat yang didukungnya merupakan warga NU. “ Seperti yang saya katakan tadi kalau KH. Nur Mahfud mendukung itu karena memang yang maju warga NU,” pungkasnya. (ver)
Sumber: