Serangan Babi Hutan Buat KPH Ambil Langkah
KALIANDA - UPTD KPH (Kesatuan Pengelola Hutan) Gunung Rajabasa-Way Pisang-Batu Serampok bakal mengambil langkah ihwal serangan babi hutan di lingkungan warga desa Totoharjo, kecamatan Bakauheni. Rencananya, KPH akan berkonsolidasi dengan pihak-pihak yang memegang izin hutan desa. Pasalnya, selama ini belum ada keluhan tentang keberadaan hama babi hutan. Kalau pun ada gangguan, itu hanya terjadi terhadap beberapa tanaman. Tetapi dengan adanya kejadian babi hutan yang menyerang warga desa Totoharjo, dan Pematang beberapa waktu lalu, menjadi pemikiran sendiri bagi KPH. \"Perlu, kemungkinan kita kerja sama dengan multi pihak,\" kata Kepala UPTD PKH Gunung Rajabasa-Way Pisang-Batu Serampok, Wahyudi Kurniawan, S.Hut kepada Radar Lamsel, Senin (7/9/2020). Wahyudi mengatakan, sejatinya di kawasan tersebut masih sangat jarang petani ketemu dengan babi. Tetapi, hewan dengan nama latin sus scrofa tersebut biasanya turun ke desa jika kekurangan makanan di hutan. Atau, babi juga bisa turun jika ada perburuan. Bahkan juga tersesat. Beberapa hal inilah yang menjadi sorotan KPH. \"Nanti akan kami bahas dengan kelompok tani hutan. Sekarang belum sempat, mungkin kita agendakan pekan depan,\" katanya. Pada 3 September 2020 lalu, Sabila diserang babi hutan. Belum diketahui secara jelas dari mana babi hutan itu datang. Saat itu, bocah asal desa Totoharjo ini sedang bermain di lingkungan rumahnya. Tak dinyana, babi itu tiba-tiba ada di hadapan Sabila, dan langsung menyerangnya. Akibatnya, anak pasangan Turasman, dan Mia Amiati ini mengalami luka robek di bagian tangan kirinya. Beruntung warga sigap karena langsung membawanya berobat ke puskesmas. Sedangkan nasib babi hutan itu berajhir tragis karena ditangkap oleh warga. Aparatur Desa Totoharjo menduga babi hutan itu datang dari kawasan hutan. (rnd)
Sumber: