Pekarangan Dijadikan Tambak Udang
SRAGI – Budidaya udang vaname memang tak melulu diatas lahan tambak yang luas. Baru-baru ini Kelompok Budidaya Perikanan (Pokdakan) Windu Wijaya Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi mulai menggeluti usaha budidaya udang skala rumah tangga. Dalam dua bulan terakhir petani tambak desa setempat mulai melirik lahan tidur yang ada di pekarang rumah. Lahan yang tidak termanfaatkan tesebut dimanfaatkan menjadi lahan tambak untuk membudidayakan udang vaname. Ketua Pokdakan Windu Wijaya, Numi Candra mengatakan, budidaya udang vaname skala rumahan ini mulai digeluti oleh anggota kelompoknya sejak dua bulan terakhir. Inovasi itu dilakukan lantaran selama ini di wilayah setempat masih banyak lahan tidur di pekarangan masyarakat belum termanfaatkan dengan maksimal. “Sekitar dua bulan belakangan, anggota pokdakan mulai memanfaatkan lahan tidur di pekarangan rumah menjadi lahan tambak untuk membudidayakan udang vaname berskala rumahan,” ujar Numi Candra memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, saat ditemui di kediamannya, Rabu (23/9) kemarin. Numi memang tidak menampik Desa Bandar Agung memang menjadi sektor budidaya tambak udang vaname di wilayah Sragi dengan hamparan mencapai 1.200 hektar. Tapi sampai dengan saat juga masih banyak lahan tidur yang belum dimanfaatkan dengan optimal. “Di Dusun Bunut Utara ini contohnya, juga masih banyak lahan tidur di lingkungan rumah masyarakat. Lahan yang sebelumnya jadi tempat bebek berenang dan semak belukar kita rubah menjadi tambak udang,” terangnya. Hingga sekarang, setidaknya sudah ada 21 keluarga yang melakukan budidaya udang vaname semi intensif skala rumahan itu. Rata-rata luas kolam 10 x 10 meter persegi yang mampu menampung 25 ribu ekor udang vaname. “Sudah mulai banyak yang melakukan budidaya udang skala rumahan ini. Harapan kami ini juga menjadi penyemangat Dinas Perikanan Lampung Selatan untuk terus mendorong sektor budidaya udang di Desa Bandar Agung,” harapnya. Sumarni (40) salah satu warga setempat mengaku, budidaya udang semi intensif di kolam seluas 10 x 10 meter ini membutuhkan modal sebesar Rp 5 juta untuk benih dan pakan. Selain lebih mudah dilakukan usaha ini tentu saja bisa menambah penghasilan sampingan. “Ibu-ibu rumah tangga juga sudah mulai melakoni usaha sampingan ini. Kalau kita tabur benih 25 ribu ekor bisa panen tiga kintal, hasilnya pun bisa menambah uang dapur,” pungkasnya. (vid)
Sumber: