Aliran Air dari PT. AUI Rusak Lahan Petani
![Aliran Air dari PT. AUI Rusak Lahan Petani](https://radarlamsel.disway.id/uploads/Foto-3-4.jpg)
KALIANDA – Belum tuntas soal dugaan penyerobotan lahan warga oleh PT. Agro Utama Indonesia (AUI) di Desa Tamansari, Kecamatan Ketapang, Kabupaten Lamsel, kini muncul masalah baru. Tidak adanya jalur pembuangan air atau drainase pada bangunan tersebut, mengakibatkan luapan air masuk ke areal persawahan warga dengan intensitas tinggi. Derasnya guyuran air yang datang dari bangunan perusahaan pengeringan jagung ini membuat lahan pertanian warga yang ada disekitarnya rusak. Mereka berharap ada tindakan cepat dari pihak perusahaan untuk mengantisipasi persoalan tersebut agar tidak terus-terusan terjadi. Sebab, jika hujan turun lebat hal tersebut dipastikan kembali terjadi. Seperti yang disampaikan oleh Marsidi (67), pemilik lahan persawahan di samping PT. AUI. Dia yang juga sebagai korban penyerobotan lahan kembali mengungkapkan kekesalannya soal gerusan air yang disebabkan oleh keberadaan pabrik tersebut. “Ibarat kata peribahasa, sudah jatuh tertimpa tangga. Sudah lahan saya yang masuk di bangunan pabrik itu belum ada juntrungannya, sekarang masalah buangan air dari PT. AUI ini merusak lahan pertanian saya,” keluh Marsidi kepada Radar Lamsel sambil memperlihatkan bukti video luapan air dari perusahaan yang mengalir deras di sawahnya, Kamis (8/4) kemarin. Menurutnya, kondisi tersebut bakal terus-menerus dialaminya ketika hujan turun deras. Sebab, pendirian bangunan PT. AUI tidak dilengkapi saluran pembuangan air atau selokan. “Mestinya mereka (PT. AUI’red) harus memikirkan situasi sebelum membangun. Kalau begini kondisinya berarti pabrik ini dibangun asal-asalan. Mereka tidak memperhitungkan bagaimana kalau turuh hujan. Buangan airnya lewat kemana. Ini malah membangun sesuai luasan lahan yang ada di sertifikat. Kalau begini kan kami yang dirugikan,” cetusnya. Dari video yang diperlihatkan oleh Marsidi, derasnya guyuran air dari perusahaan itu seperti menjalur bak aliran sungai. Bahkan, alirannya sampai menggerus tanah dari bagian depan hingga ke ujung belakan. “Bisa dilihat sendiri Mas, sudah kaya sungai bentuknya. Ini malah kaya air terjun dari atas sampai ke bawah sana. Rusak semua lahan pertanian saya kalau dibiarkan terus seperti ini. Saya harap perusahaan ini berfikir dan segera ambil tindakan,” timpalnya. Selain itu, Marsidi dan pemilik lahan lainnya berharap DPMPTSP Lamsel bisa menegur perusahaan atas peristiwa tersebut. Sebab, hal ini jelas merugikan warga yang memiliki lahan pertanian disekitar perusahaan. “Apalagi izin perusahaannya sudah terbit tahun lalu. Harusnya diperhitungkan dan di survey dulu sebelum izinnya terbit. Apakah sudah pas bangunannya ini lengkap dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Kalau begini kan kami yang repot sendiri,” pungkasnya. (idh)
Sumber: