Salar dan Kebersihan Jadi Keluhan

Salar dan Kebersihan Jadi Keluhan

PALAS – Pemungutan retribusi pedagang dan kebersihan di Pasar Palas Jaya, Kecamatan Palas menuai keluhan dari sejumlah pedagang pasar. Pemungutan salar dan kebersihan di lahan pasar milik Kabupaten Lampung Selatan ini dinilai tak sepadan dengan kondisi pasar yang kian hari terus meprihatinkan. Septi (35) salah satu pedagang mengatakan, pemungutan salar lapak dan kebersihan ini banyak dikeluhkan oleh padar pedagang pasar yang beroprasi setiap hari Jumat tersebut. “Ya banyak yang mengeluh lah, setiap pasaran pedagang selalu ditagih uang kebersihan dan salar. Tapi kondisi pasarnya enggak diurus, lapak masih semeraut dan sampah tidak ditanggulangi dengan baik,” ujar Septi memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Jumat (23/4) kemarin. Septi mengaku, setiap pasaran pedagang diminta membayar salar sebesar Rp 3.000 dan kebersihan sebesar Rp 1.000 . Tak hanya itu saja pedagang juga diminta membayar uang keamanan sebesar Rp 1.000. Kondisi ini, kata Septi, berbeda jauh dengan pasar tradisional lain yang ada di desa lain wilayah Palas. Dimana hanya melakukan pemungatan kebersihan saja. “Kalau pasar lain, cuma bayar uang sampah saja. Kalau di Pasar Palas Jaya ada salar dan keamanan juga, tapi enggak jelas peruntukannya untuk apa, sebab pasar seperti tidak dikelolal dengan baik,” sambungnya. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Tradisional Palas Jaya Erwanto mengamini bahwa pihaknya melakukan pemungutan salar, kebersihan, dan keamaanan di pasar Palas Jaya tersebut. “Iya kami melakukan pemungutan sesuai prosedur, hasil pungutan salar dan kebersihan ini kami setor ke kas daerah. Uang keamanan ini juga kami pungut karena ada beberapa pedagang yang meninggalkan barang dagangannya, siapa yang mau menjaga kalau tak ada uang keamanan,” tuturnya. Kondisi sampah pasar yang sampai saat ini menjadi keluhan masyarakat juga diamini oleh Erwanto. Menurutnya penumpukan sampah terjadi lantaran petugas kebersihan tak bisa melakukan pembakaran sampah karena curah hujan kerap terjadi. “Sampah biasanya selalu dibakar setiap pasaran. Tapi beberapa hari ini hujan terus, jadi sampah menumpuk. Kedepannya untuk masalah sampah ini akan kami serahkan ke desa, agar sampahnya bisa dikelola,” pungkasnya. (vid)

Sumber: