Dosen Unila Kepincut Kerajinan Batok Kelapa

Dosen Unila Kepincut Kerajinan Batok Kelapa

KALIANDA - Produk kerajinan yang berasal dari Desa Palembapang menyita perhatian Gusti Akhyar Ibrahim. Pria bergelar doktor yang menjadi Dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung (Unila) ini tertarik untuk mengembangkan produk-produk kerajinan dari batok kelapa. Bahkan, pria yang akrab disapa Gusti ini sampai membawa alat tepat guna untuk membuang serabut, memotong, menghaluskan permukaan, membuat lubang di batok kelapa. Alat yang dimotori tenaga 350 watt dinilai cukup ekonomis untuk mengembangkan usaha semacam itu. \"Ini memang khusus untuk kerajinan,\" ujarnya saat ditemuimuj Radar Lamsel di Balai Desa Palembapang, Jumat (28/5/2021). Awal mulanya Gusti menemukan produk kerajinan tentang batok kelapa itu ketika ada Kalianda Fair. Dia juga mendapatkan informasi di media sosial kalau Desa Palembapang membuat kerajinan yang sama. Lalu, Gusti mencari nomor Kepala Desa Palembapang, Hendriyadi. Kemudian Gusti menghubunginya. Soal kerajinan tangan yang biasa, Gusti menyarankan Pemerintah Desa Palembapang lebih mengutamakan kesenian. Menurut dia, seni memiliki segmen tertentu dan memiliki kreativitas tinggi. Namun yang paling harus diutamakan, produknya harus mampu menyasar masyarakat desa. \"Apa yang dibutuhkan, itu yang dibuat. Contohnya orang pesta atau acara, desa harus punya produk yang jadi identitas. Dan pasarnya lebih terbuka,\" katanya. Yang lebih penting, lanjut Gusti, pemerintah maupun masyarakat harus berani memasarkan produknya di media sosial. Melalui media sosial, produk bisa dipajang dengan mudah. Hanya dengan satu cara itu, produk yang dijual akan menjangkau masyarakat manapun. Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lampung Selatan, I Ketut Sukerta, mengatakan yang mampu bertahan di era sekarang adalah orang yang kreatif. Dengan bantuan kreativitas tersebut, Ketut berharap potensi masyarakat yang memilik keahlian benar-benar dimaksimalkan. \"Kalau sungguh-sungguh, pasti mendapatkan hasil. Adik-adik yang muda-muda, daripada keluyuran mending memanfaatkan alat ini,\" katanya. Dinas Koperasi dan UMKM, kata Ketut, akan selalu memberikan dampingan agar masyarakat bisa berkreasi. Soal produk juga tak lepas disoroti oleh Ketut. Menurut dia, pemasaran diperlukan tingkat kreativitas yang tinggi serta jeli melihat pejuang. Kira-kira apa yang bakal laku di pasaran dan apa yang dilihat orang, lanjut Ketut, itulah yang dibuat. \"Buat yang update, yang banyak dibutuhkan. Contohnya kembang, saya bingung, kok ada janda bolong. Nah, itu booming. Ada sensasinya, itu bisa dijadikan pasaran, dan orang akan mencobanya,\" katanya. Kepala Desa Palembapang, Hendriyadi, sangat berterimakasih kepada Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung, dan juga Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Lampung Selatan. Menurut Hendri, alat yang diberikan oleh Kampus Hijau yang terletak di Kecamatan Rajabasa, Kota Bandar Lampung itu. \"Tentunya ini menjadi acuan bagi kami, dan juga warga, supaya bisa lebih bisa mengembangkan kreativitas,\" katanya. (rnd)

Sumber: