Mengolah Panganan Lokal jadi Panganan Berkelas
KALIANDA - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan (Pemkab Lamsel), melalui Dinas Ketahanan Pangan (DKP) setempat, memberikan pelatihan tentang tata cara pengolahan bahan pangan lokal kepada masyarakat Lampung Selatan, khususnya yang tinggal di desa yang rentan akan kerawanan pangan. Pelatihan olahan pangan lokal tersebut, diberikan kepada para Kelompok Wanita Tani (KWT) ditiga desa yakni Desa Marga Catur Kecamatan Kalianda, Desa Kedaung Kecamatan Sragi, dan Desa Puji Rahayu Kecamatan Merbau Mataram. Plt. Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Suryani mewakili Kepala Dinas Ketahanan Pangan Lamsel, Yansen Mulya menuturkan, pelatihan olahan pangan lokal digelar dalam rangka mengembangkan sekaligus mempromosikan makanan lokal khas daerah. Sebab, kata Suryani, kabupaten Lampung Selatan kaya akan hasil pertanian yang dapat diolah menjadi makanan lokal. Seperti buah pisang, ketela, singkong, jagung, labu dan tanaman umbi-umbian lainnya yang terdapat di lahan-lahan pertanian di wilayah Lampung Selatan. “Hingga saat ini masih banyak masyarakat khususnya para KWT yang belum bergairah memanfaatkan hasil-hasil pertanian tersebut untuk diolah menjadi makanan lokal khas daerah. Padahal, makanan hasil olahan dari bahan pangan lokal seperti simpok labu, kue bolu singkong, gegandu, keripik pisang dan ketela, wingko pisang, maupun makanan ringan lainnya, memiliki rasa yang tidak kalah nikmatnya dengan makanan mewah yang dijual di pasaran,” ujar Suryani, kepada Radar Lamsel, Minggu (26/9) kemarin. Diungkapkannya, DKP Lamsel hampir setiap tahun mengagendakan pelatihan tentang tatacara pengolahan makanan berbahan pangan lokal, bagi kelompok-kelompok wanita tani, dan juga para pemiliki usaha jasa boga. “Makanan lokal merupakan panganan yang mudah diperoleh, memiliki jenis yang beragam, serta dapat diproduksi baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun dijual,” ungkapnya. Dengan adanya pengembangan panganan lokal ini, lanjut Suryani, pihaknya berharap dapat meningkatkan konsumsi pangan yang beragam di tingkat rumah tangga, meningkatkan pendapatan keluarga, sekaligus mempromosikan panganan lokal khas daerah. Agar bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas. “Maksud dan tujuan digelarnya kegiatan pelatihan pembuatan pangan lokal bagi para kelompok wanita tani ini, selain untuk mewujudkan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga melalui peningkatan konsumsi dan ketersediaan pangan lokal, juga sebagai upaya percepatan promosi makanan lokal khas daerah,” pungkasnya. (Iwn)
Sumber: