Banyak Gedung Sekolah Rusak, Disdik Biasa Saja
KALIANDA – Gedung sekolah rusak ternyata masih banyak dijumpai di Kalianda. Di satu kecamatan ini saja Ruang Kelas Belajar (RKB) belum benar-benar paripurna, meski lokasinya berada di jantung pemerintahan Kabupaten Lampung Selatan. Akibatnya, guru dan murid dibayangi dua ancaman sekaligus. Selain was-was dengan covid-19, mereka juga dibuat cemas jika sewaktu-waktu atap buluk menghantam secara tiba-tiba. Seperti yang dirasakan oleh pihak SDN 2 Way Urang di Kecamtan Kalianda. Dengan kondisi bangunan sekolah yang sudah sangat memprihatinkan, para guru disekolah itu mengaku selalu khawatir jika sewaktu-waktu bangunan sekolah itu roboh saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Pantauan Radar Lamsel, gedung SDN 2 Way Urang Kalianda memang sudah sepatutnya di lakukan peremajaan. Itu terlihat dari banyaknya kayu penyangga atap gedung yang lapuk serta patah. Bahkan, sebagian plavon ruang kelas di sekolah itu ada yang sudah terlepas, selain itu juga kusen pintu kelas pun mulai rontok termakan binatang rayap. Kepala SDN 2 Way Urang, A. Rifa’i menuturkan, kerusakan sarana pendidikan di sekolah setempat sudah terjadi sejak tahun 2017, namun hingga sekarang belum tersentuh pembangunan. “Kalau diusulkan sudah pernah, bahkan dari kepala sekolah sebelum saya. Padahal, beberapa mantan Kepala Dinas Pendidikan Lamsel sudah pernah meninjaunya, tapi entah kenapa hingga kini belum juga terealisasi pembangunannya,” ujar Rifa’i, kepada Radar Lamsel. Senada dikatakan, Kepala SDN 2 Merak Belantung, Taufik, bangunan sekolah yang sudah tidak layak bisa menganggu aktifitas kegiatan belajar mengajar. “Apa lagi kalau datang musim penghujan. Sudah pasti kegiatan belajar terganggu, karena banyak atap ruang kelas yang sudah bocor. Seperti sekolah kami (SDN 2 Merak Belantung, red) yang hingga kini masih menggunakan gedung lama yang atapnya masih genting dan asbes,” ungkapnya. Dari informasi yang dihimpun Radar Lamsel, kerusakan gedung sekolah di wilayah Kecamatan Kalianda, bukan hanya terjadi di SDN 2 Way Urang saja. Tetapi juga terjadi di sekolah lainnya seperti SDN 1 Way Urang, kerusakan di sekolah itu terdapat pada 3 unit RKB dan 1 unit ruang guru (masih menggunakan atap asbes, red). Kemudian, SDN 2 Merak Belantung yang hingga kini masih menggunakan bangunan lama (atap masih genting dan asbes, red), selanjutnya, SDN 1 Sukaratu yang sejak dari tahun 2008 hingga sekarang ini belum pernah tersentuh perbaikan. Kerusakan di sekolah tersebut terjadi pada 3 (tiga) unti RKB dan 1 (satu) unit ruang kantor sekolah. “Saya sudah beberapa kali mengusulkan, baik mengajukan proposal maupun lewat sistem dapodik, tetapi belum juga ada respon dari pihak Dinas Pendidikan Lamsel. Sampai-sampai saya membangun ruangan kantor pakai dana pribadi mas, karena memang ruangan tersebut sangat dibutuhkan,” ujar Kepala SDN 1 Sukaratu, Rohyadi. Hingga berita ini diterbitkan, Dinas Pendidikan Lampung Selatan masih biasa saja. Kepala Dinas Pendidikan Lamsel Yespi Cory belum menanggapi serius soal banyaknya gedung sekolah yang mengancam keselamatan guru dan siswanya. (iwn)
Sumber: