Pendeteksi Tsunami Batal Dipasang Tahun Ini

Pendeteksi Tsunami Batal Dipasang Tahun Ini

RAJABASA - Alat pendeteksi tsunami dibutuhkan Kabupaten Lampung Selatan. Apalagi peristiwa tsunami yang terjadi pada 22 Desember 2018 lalu, mengingatkan masyarakat akan kejadian memilukan. Ratusan rumah hancur, ratusan nyawa juga melayang, belum lagi fasilitas-fasilitas lain yang rusak parah. Karena peristiwa itulah, wilayah Kabupaten Lampung Selatan yang jadi korban keganasan tsunami pada 3 tahun silam perlu dipasang alat pendeteksi gelombang besar itu. Informasi yang diterima Radar Lamsel, Pejuang Pemuda sempat memiliki rencana memasang alat pendeteksi tsunami di Kecamatan Rajabasa. Namun rencana itu diurungkan karena Kementerian Sosial (Kemensos) RI selaku pemilik program belum melakukan penandatanganan anggaran. Pejuang Pemuda yang menjadi kaki tangan Kemensos di wilayah kecamatan pun terpaksa menunggu lagi hingga tahun 2022 mendatang. \"Tadinya Desember ini, tapi enggak jadi. Mungkin (pelaksanaannya) antara Januari-Februari nanti,\" ujar Koordinator Pejuang Pemuda Kabupaten Lampung Selatan, Satya Nugraha, saat dihubungi Radar Lamsel, Minggu (26/12/2021). Satya mengatakan lokasi pemasangan alat pendeteksi tsunami sebetulnya sudah ditetapkan. Lokasinya di Desa Way Muli, dan Desa Canti. Sementara baru dua desa itulah yang ditarget mendapat bantuan alat pendeteksi. Untuk kecamatan lainnya, kata dia, belum ada penunjukkan lokasi. Sekarang pun pihaknya masih menunggu kepastian dari Kemensos. Mengenai koordinasi Pejuang Pemuda, Satya menyebut kalau pihaknya selalu berkomunikasi dengan Dinas Sosial Kabupaten Lampung Selatan. Namun sementara ini Kemensos memerintahkan kepada Pejuang Pemuda untuk menghentikan kegiatan. Setelah ada info selanjutnya, kata Satya, barulah pihaknya melaksanakan tugas yang sudah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan penelusuran Radar Lamsel, Pejuang Pemuda memiliki beberapa program di daerah masing-masing. Di antaranya, pemetaan masalah, identifikasi alternatif solusi, formulasi solusi terbaik, perencanaan sumber daya dan capaian, implementasi dan pelaporan serta pengukuran dampak. Program Pejuang Muda berfokus pada kewirausahaan sosial, yang akan memberi mahasiswa berkesempatan mencari pengalaman di lapangan dan ditempatkan ke daerah prioritas di antaranya daerah pascabencana, daerah kemiskinan, daerah Komunitas Adat Terpencil (KAT). (rnd)  

Sumber: