Warga Jembatan Gantung Dihantui Banjir

Warga Jembatan Gantung Dihantui Banjir

SRAGI – Masyarakat lingkungan Jembatan Gantung, Dusun Bunut Selatan, Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi hingga saat masih mengharapkan normalisasi di saluran irgasi Kali Sekampung. Akibat pendangkalan yang terjadi, lingkungan pemukiman Jembatan Gantung terus dihantui ancaman banjir. Bahkan banjir yang terjadi pada akhir Desember lalu merupakan banjir yang terparah dalam dua dekade terakhir. Ketua RT Jembatan Gantung, Rana mengatakan, sampai saat ini irigasi Kali Sekampung terus mengalami pendangkalan. Diperkirakan saluran irigasi sepanjang dua kilometer telah mengalami pendangkalan parah akibat sedimentasi lumpur yang terlalu tebal. “Ada sekitar dua kilometer dari bibir pantai naik ke hulu. Bahkan ketika laut surut jaringan irigasi ini berubah jadi daratan, yang kelihatan lumpur semua. Perahu sudah enggak bisa keluar kalau air sudah surut,” kata Rana memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, Selasa (11/1) kemarin. Pendangkalan ini juga mengancam lingkungan Jembatan Gantung, ungkap Rana. Seperti yang terjadi pada akhri Desember kemarin ada 46 rumah terendam banjir dari luapan air saluran irigasi tersebut. Banjir tersebut merupakan banjir yang terparah selama 20 tahun terakhir. Tak hanya merendam pemukiman, banjir tersebut juga merendam 20 hektar tambak masyarakat. “Penyebabnya banjir dari hulu sungai dan pasang terjadi bersamaan. Karena saluran irigasi sudah dangkal air meluap ke pemukiman. Sebagian petambak juga mengalami kerugian. Ini merupakan banjir yang terparah selama dua dekade ini,” sambungnya. Rana mengaku, saluran irigasi tersebut sudah tujuh tahun tak mendapar normalisasi. Padahal biasa saluran irigasi mendapat normalisasi secara berkala setiap lima tahun sekali. “Ini sudah telah dua tahun tidak dinormalisasi. Harapan kami ini bisa menjadi perhatian pemerintah, agar saluran irigasi ini dapat dinormalisasi. Karena semakin hari masyarakat semakin resah dengan ancaman banjir ini,” tuturnya. Hal tersebut juga diamini oleh Kepala Dusun Bunut Selatan, Komar. Banjir yang terjadi di pada akhir Desember lalu juga disebabkan saluran pintu air yang belum memiliki pintu sehingga ketika banjir air langsung masuk ke tambak warga. “Air itu merendam pemukiman enggak dari tanggul, tapi masuk  dari tambak dulu  karena pintu air enggak ada pintunnya. Memang banjir yang terjadi dua pekan lalu yang terparah selama beberapa tahun terakhir,” ucapnya. Ia juga tak menepis Pemerintah Desa Bandar Agung selalu mengajukan normalisasi sejak dua tahun belakangan. Sayangnnya belum terealisasi hingga tahun ini. “Selalu kita ajukan, tapi belum terealisasi. Tahuk kemarin rencana akah dilaksanakan di bulan empat tapi enggak jadi,” pungkasnya. (vid)

Sumber: