Petani Butuh Eksistensi Burung Hantu

Petani Butuh Eksistensi Burung Hantu

WAY PANJI – Bupati Lampung Selatan, Nanang Ermanto mengharapkan petani dapat mengembangkan penangkaran burung hantu sebagai salah satu upaya pengendalian hama tikus. Harapan itu diutarakan Nanang pada saat membuka gelaran Musyawarah Rencana Pembangunan Kecamatan (Musrebangcam) di Desa Sidomakmur, Kecanatan Candipuro, Rabu (2/2) kemarin. Nanang mengatakan, meski saat ini sektor pertanian di Lampung Selatan terus dirangkul dengan modernisasi. Namun petani harus mempertahankan metode pertanian  tradisional yang ramah lingkungan. “Saat ini petani semakin modern, namun kita tidak boleh melupakan kultur budaya pertanian kita. Pemakaian pupuk kimia juga tidak bagus untuk tanah jika berlebihan. Kemudian jerat tikus beraliran listrik ini juga tidak baik dan bayaha untuk lingkungan kita,” kata orang nomor satu di Lampung Selatan itu. Nanang menjelaskan, penangkaran burung hantu jenis Tyto Alba ini menjadi sebuah inovasi di sektor pertanian yang dapat dikembangkan petani Bumi Khagom Mufakat ini. Inovasi ini juga bisa mengurangi pemakaian jerat listrik sarat resiko. Yang sampai saat ini masih diterapkan petani dalam mengendalikan serangan hama tikus pada tanaman padi. “Petani harus berinovasi. Untuk itu mari kembangkan penangkaran burung hantu sebagai predator alami hama tikus yang ramah lingkungan,” sambungnya. Tingginya resiko pemakaian jerat listrik ini juga harus direspon oleh pemerintahan desa. Dengan membuat peraturan desa tentang pelarangan penggunaan jerat listrik. “Aturan pelarangan ini bisa dituangkan dalam perdes. Karena jerat listrik hama tikus ini sangat berbahaya, tidak hanya petaninya saja, untuk masyarakat lain juga bahaya,” ucapnya. Sementara itu Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Lampung Selatan Bibit Purwanto mengaku, saat ini pihaknya  tengah menggencarkan sosialisasi rumah burung hantu di area persawahan. Penangkaran burung hatu sebagai musuh alami hama tikus di area persawahan ini akan efektif jika bisa diterapkan dengan baik dan menyeluruh di Lampung Selatan. “Inovasi ini memang sedang kita gencarkan sosialisasinya. Saat ini kita juga terus mendorong petani untuk memperbanyak rumah burung hantu di area persawahan, upaya pengembangan musuh alami tikus ini juga lebih efektif dan tidak berbahaya dibandingkan jerat listri,” papar Bibit. (vid)

Sumber: