Pangkalan Jual Gas Melon Rp20 Ribu

Pangkalan Jual Gas Melon Rp20 Ribu

Hiswana Migas: Terlalu Tinggi

PENENGAHAN - Pangkalan gas LPG 3 kilogram di Desa Kelaten, Kecamatan Penengahan, disinyalir menyalahi aturan penjualan. Padahal, pemerintah melalui keputusan Gubernur Lampung nomor: G/669/B.IV/HK/2019 tentang penyesuaian harga eceran tertinggi (HET) LPG tabung 3 kilogram di Provinsi Lampung. Awalnya Radar Lamsel menerima informasi kalau pangkalan milik Robby Nurrohman itu menjual HET gas LPG 3 kilogram di angka Rp20 ribu. Radar pun melacak kebenaran info itu dari bawah, tepatnya ke warung-warung. Pemilik warung yang letaknya sekitar 40-50 meter dari pangkalan itu menyebut kalau dia membeli gas seharga Rp20 ribu. \"Saya jual harganya bervariasi, bisa Rp23 ribu sampai Rp25 ribu,\" ujar wanita pemilik warung yang tidak menyebutkan namanya kepada Radar, Kamis (17/3/2022). Wanita ini menjelaskan kenapa dia menjual gas LPG 3 kilogram dengan harga demikian. Menurut dia, kenaikan harga bergantung pada kelangkaan barang. Kalau barangnya memang ada terus, harga jualnya stabil di angka Rp23 ribu. Bila langka, harganya akan naik di kisaran Rp24 ribu sampai Rp25 ribu. Setelah mendapat informasi dari pemilik warung, Radar menuju ke pangkalan untuk menemui sekaligus mengonfirmasi Robby soal HET gas LPG 3 kilogram. Awalnya dia membantah jika gas melon itu dijual dengan HET Rp20 ribu. Tetapi, akhirnya Robby mengaku. Dia menjual dengan harga Rp20 ribu jika diantar ke tempat pembeli. \"Kalau beli di sini Rp18 ribu. Harga Rp20 ribu itu kalau diantar. Kita, kan, perlu upah yang kerja sama isi bensin kendaraan. Lebihnya buat itu,\" katanya. Radar menghubungi Ketua Hiswana Migas Lampung, Adi Candra, untuk meminta penjelasan soal HET yang diberlakukan di pangkalan milik warga Dusun Sidorejo itu. Adi mengatakan HET di pangkalan milik Robi terlalu tinggi. Karena, kata dia, seharusnya biaya distribusi itu ditanggung oleh pembeli. Bukan dari pangkalan. \"Misalnya saya mau beli, terus minta diantar. Harganya tetap di HET Rp18 ribu karena upahnya saya yang tanggung. Kalau Rp20 ribu itu terlalu tinggi,\" katanya. Adi Candra mengisyaratkan bakal menelusuri informasi iti ke bawah. Ia menilai publik layak tahu berapa HET gas melon tersebut agar tak menimbulkan kebingungan ditengah konsumen. (rnd)

Sumber: