Spot Pengungsian Mulai Dipetakan

Spot Pengungsian Mulai Dipetakan

RAJABASA - Kondisi Gunung Anak Krakatau (GAK) yang terus menerus erupsi membuat cemas masyarakat Lampung Selatan. Mengantisipasi hal tersebut BPBD Lampung Selatan telah memetakan spot pengungsian jika terjadi risiko terberat seperti gempa atau tsunami. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan Dulkahar mengakatan, saat ini kondisi Gunung Anak Krakatau masih dalam periode erupsi menerus dengan perubahan erupsi yang semula dominan abu, menjadi tipe strombolian. Sesuai dengan informasi yang diterima dari Kementerian Eenergi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia, dirinya mengungkapkan, tipe strombolian ini menghasilkan lontaran-lontaran lava pijar pada tanggal 17 April 2022. Kemudian, lontaran tersebut terjadi kembali sekitar pukul 12.19 WIB pada tanggal 23 April 2022. “Saat ini status Gunung Anak Krakatau naik Level III, kita menindaklanjuti apa yang menjadi arahan dari Kementerian Eenergi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia,” ungkap Dulkahar. Mengingat situasi Gunung Anak Krakatau yang masih belum stabil, lanjut Dulkahar, masyarakat diminta untuk tetap tenang dan meningkatkan kewaspadaan. Disisi lain, masyarakat juga diminta agar tidak termakan isu-isu tentang erupsi Gunung Anak Krakatau. Dirinya juga mengimbau agar masyarakat, pengunjung, wisatawan dan pendaki tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif. “Pada situasi saat ini masyarakat tetap tenang dan tidak mudah percaya dengan informasi-informasi yang belum tentu benar. Terkait dengan debu kita akan mencoba membantu dengan berkoordinasi dengan Dinas PMD, mungkin ada desa yang mempunyai anggaran bencana bisa digunakan untuk membeli masker dan dibagikan kepada masyarakat,” ujarnya. Dulkahar mengungkapkan, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat pengungsian, apabila nantinya terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti bencana gempa dan tsunami akibat erupsi Gunung Anak Krakatau. “Kita lakukan persiapan kalau nanti kemungkinan akan terjadi gempa atau mungkin tsunami, maka tentu kita sudah mengecek untuk pengungsian, seperti di Rajabasa sana ada SMA Kunjir, lalu juga di Kalianda ada Lapangan Tenis Indoor,” pungkasnya. Petugas Pos Pantau Gunung Anak Krakatau, Andi mengatakan, kondisi GAK pada hari Senin (25/4) lalu mengatakan bahwa situasi sudah dalam kondisi normal. Ini terlihat tidak ada abu vulkanik yang berasal dari Gunung berapi itu. \"Hari ini normal mas, nggak seperti kemarin. Kalau hari ini nggak ada letusan. Tapi warga harus tetap waspada dengan menghindari GAK hingga radius 5 km,\" ungkap Andi. Menurutnya, Gunung api terlihat jelas. Teramati, asap kawah utama berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang tinggi sekitar 25-100 meter dari puncak. Cuaca cerah hingga berawan, angin lemah ke arah timur laut. \"Untuk saat ini masih normal. Ketika nanti ada letusan, kami akan segera melaporkan. Kalau sekarang satu kali gempa Tremor Menerus dengan amplitudo 4-50 mm, dominan 10 mm. Kondisinya tidak membahayakan,\" pungkasnya. Status Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda, Provinsi Lampung, naik dari Waspada Level II menjadi Siaga Level III terhitung sejak 24 April 2022, pukul 18.00 WIB. Kenaikan level ini terjadi akibat erupsi berulang sejak 22 Desember 2018, sehingga saat ini Gunung Anak Krakatau tumbuh semakin besar dan tinggi. Adapun, ketinggian Gunung Anak Krakatau kini telah mencapai sekitar 150 mdpl. Sementara itu, beberapa warga desa di Kecamatan Rajabasa merasakan dampak erupsi Gunung Anak Krakatau. Obi (34), warga Desa Banding, mengatakan kalau matanya merasakan perih akibat hujan debu sejak pukul 18.30 hingga 24.00 WIB, Minggu. Namun warga tidak ada yang mencium bau belerang seperti biasa. \"Kerasa di mata dan cahaya debunya. Pokoknya kalau angin selatan pasti ke arah kita, Bakauheni, Rajabasa dan Kalianda,\" katanya. Sebelum statusnya verubah ke level III, GAK sempat mengalami erupsi berturut-turut selama 3 hari. Terhitung sejak Jumat hingga Minggu (24/4/2022). Selama periode itu, gunung berapi ini telah berkali-kali mengembuskan abu dari tubuhnya. Namun masyarakat tak perlu khawatir, karena status GAK masih level II atau waspada. Informasi yang diterima Radar Lamsel, pada Jumat (22/4/2022) lalu, GAK mengalami erupsi sebanyak 8 kali. Kemudian pada Sabtu (23/4/2022), tremor menerus terjadi di tubuh GAK. Bahkan sampai pukul 15.50 WIB, Minggu kemarin, GAK masih tremor dan belum menunjukkan tanda-tanda berhenti. Laporan gunung api yang disampaikan oleh Pos Pemantau GAK Hargopancoran menyebutkan kondisi meteorologi cuaca berawan dan mendung. Angin bertiup lemah ke arah tenggara dan selatan. Suhu udara 27-33 celsius, disertai dengan kelembaban udara 46-75 persen. Secara visual, gunung jelas hingga kabut 0-III. (red)

Sumber: