ILS Garap Misi Eliminasi Tuberculosis di Lamsel

ILS Garap Misi Eliminasi Tuberculosis di Lamsel

KALIANDA – Inisiatif Lampung Sehat (ILS) organisasi yang bergerak di bidang kesehatan menunjukan komitmennya dalam upaya eliminasi tuberculosis di Bumi Khagom Mufakat. Keseriusan ILS itu dibuktikan dengan langkah-langkah mereka menggandeng sejumlah element penting. Mulai dari Koalisi Organisasi Profesi Indonesia (KOPI) TB hingga insan pers. ILS menilai potensi ancaman yang ditimbulkan dari penyakit TBC amat serius. Indonesia berada di peringkat ke tiga di dunia dengan jumlah kasus TBC terbanyak pada report tahun 2021 lalu. Rinciannya cakupak penemuan TBC sebesar 33 persen dari target 85 persen. Sedangkan angka keberhasilan pengobatan mencapai 76 persen dari target 90 persen. Kemudian pada tahun 2020 dari jumlah kasus tercatat, hanya 67 persen dari total kasus yang ditemukan. Dari report pada tahun tersebut sebanyak 33 persen pasien TBC belum terobati. Ketua KOPI TB Lampung Selatan dr. Wahyu Wibisana mengatakan eliminasi TBC pada 2030 tak akan tercapai tanpa campur tangan semua unsur. Target nasional itu kata Wahyu bisa terwujud dengan kerja keras dan semangat yang kuat dari insan kesehatan.

“Karena nggak mudah untuk meyakinkan masyarakat utamanya pasien TBC untuk diarahkan berobat. Padahal pengobatan secara rutin bisa didapat di puskesmas yang tersedia di masing-masing kecamatan dan itu gratis,” kata dr. Wahyu, saat jumpa pers di Hidayah Kuring, Kecamatan Kalianda, Selasa (20/12).
Wahyu bilang kalau komitmen bersama yang didengungkan oleh ILS diharapkan mampu menjaring lebih banyak pasien TBC yang teridentifikasi. Sehingga langkah untuk menuju eliminasi TBC dapat terwujud.
“ Stigma buruk di masyarakat harus kita ubah, karena pemahaman yang salah menimbulkan kesan negatif terhadap para penderita TBC. Padahal penyakit itu bisa sembuh jika mendapat perawatan dan pengobatan yang rutin,” pungkasnya.
Ketua ILS Rudi Hartono menegaskan pihaknya telah mengantongi beberapa point krusial dari pertemuan tersebut. Satu diantaranya yakni penguatan kerjasama antar klinik/RS swasta dan Dinas Kesehatan dalam capaian SPM. Kemudian meningkatkan anggaran pada tahun 2023, sekaligus membuka layanan hotline pasien TB-RO. Dengan begitu lanjut Rudi langkah-langkah penanganan seperti pengambilan spesimen kelayakan TCM dapat berjalan dengan sistematis.
“Tugas kami paling utama mengedukasi masyarakat jika ada gejala teknis yang menjurus ke TBC, agar segera memeriksakan ke layanan kesehatan swasta dan pemerintah daerah,” pungkasnya.
Diketahui, Lampung Selatan patut bangga dengan fasilitas pendukung untuk penanganan penyakit TBC. Tak kurang dari enam alat bantu dari pusat terdapat di sejumlah pusat kesehatan. Disisi lain kesiapan RSUD dr. Bob Bazar dimatangkan mulai dari keberadaan dokter hingga ruang khusus paru sebagai sarana penunjang dan penampung dari puskesmas sebelum ke RSUD. Dinas kesehatan dalam pertemuan tersebut juga mendukung penuh komitment tersebut. Mereka bersykur masih ada organisasi yang konsen di bidang-bidang khusus seperti penanganan TBC. (red)

Sumber: