Virus White Syndrome Bikin Petambak Udang di Lampung Selatan Meradang

Virus White Syndrome Bikin Petambak Udang di Lampung Selatan Meradang

SRAGI, RADARLAMSEL.COM – Petambak udang di Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi kembali diresahkan oleh serangan virus white sindrom (WS) yang kembali muncul satu bulan belakangan. Serangan virus yang cukup parah membuat petani merugi lantaran udang mati sebelum dipanen akibat terinfeksi virus. Petambak berharap campur tangan pemerintah dalam hal menemukan penawar bagi virus WS itu. Sumadi Darto (40) salah satu petambak udang windu Dusun Sumberjaya mengatakan, serangan hama ini terjadi lebih dari satu bulan belakangan.

“Sudah hampir dua bulan ini serangan virus belum berhenti, bahkan makin parah. Sebagian besar petambak di Dusun Sumberjaya ini merasakan dampaknya,” kata Darto kepada Radar Lamsel, Kamis (12/1) kemarin.
Darto mengungkapkan, virus WS ini rata-rata menyerangan udang yang telah berusia satu bulan. Bahkan kata Darto, akibat serangan tersebut dari 30 ribu benih udang yang ia tebar hanya tersisa 10 persen yang bertahan hidup ketika dipanen.
“Matinya itu enggak sekaligus, sedikit-sediki tapi terus menerus. Saya saja tebar 30 ribu bibit udang di lahan 2 hektar. Tapi saat dipanen hanya 10 persen saja yang masih bertahan. Kerugian bisa mencapai Rp 3 juta. Enggak terlalu besar karena kita masih tambak tradisional.” ungkap Darto.
Yusuf petambak lainnya juga mengaku, virus WS tidak hanya menyerang udang windu saja. Virus yang cepat menyebar membuat udang vaname miliknya juga banyak mengalami kematian. Yusuf menjelaskan, salah satu ciri serangan virus WS ini yaitu udang akan mati dengan warga kulit kemerahan.
“Penyebaran sangat cepat, Mas. Mungkin juga dipengaruhi cuaca. Kalau sudah diserang virus WS ini udang akan mati dengan warna kulit kemerahan. Sampai sekarang juga belum ada obat untuk mencegahnya, ” pungkasnya.
Ketiadaan penangkal virus itu menimbulkan pertanyaan dikalangan petambak. Sebab pada tahun 2021 silam udang yang terserang virus WS sudah diambil sample untuk di uji laboratorium di Balai Karantina. Virus White Sindorom (WS) dan Myo yang masih menyerang tambak udang, juga berpotensi membuat gagal panen jika dibiarkan terus meluas. Catatan Radar Lamsel, tambak udang yang mengalami gagal panen akibat serangan virus tersebut pernah memukul puluhan hektar tambak di wilayah itu. Kalau sudah begitu, maka petambak hanya bisa mengandalkan Asuransi Usaha Budidaya Udang (AUBU). Itupun kalau mereka mendaftar pada asuransi yang digawangi tim Adjustre PT. Jasindo. Diketahui, sasaran dari virus WS tersebut mematikan udang yang rata-rata berusia dua bulan sejak dimasukkan ke tambak. Kalau biasanya petambak bisa panen sampai lima kwintal dari 25.000 bibit yang ditebar. Namun akibat pukulan virus WS petani berpotensi hanya panen 30 kilogram saja dari jumlah 25.000 bibit yang ditebar. Kalau sudah begitu, maka hasil panen hanya cukup untuk modal beli bibit udang. Alih-alih untuk membeli obat penawar bagi virus yang muncul sejak dua tahun belakangan namun sampai kini belum ada penawarnya. (vid)

Sumber: