Tak Solutif Hadapi Banjir
Ilustrasi Gambar--
KALIANDA, RADARLAMSEL.COM - Pasrah menjadi istilah yang paling pas bagi Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Lampung Selatan dalam menyikapi persoalan banjir yang merendam lahan pertanian di wilayah kerjanya. Sebab, OPD ini tidak memiliki inovasi dan langkah untuk mengantisipasi persoalan tersebut agar tidak selalu terulang saat curah hujan tinggi.
Saat dikonfirmasi soal banjir yang merendam 60 hektare lahan tanaman padi di Desa Bali Agung, Kecamatan Palas, ponsel Kepala DTPHP Lamsel, Bibit Purwanto, SP dalam kondisi tidak aktif, Kamis (6/7/2023).
Sementara itu, Sekretaris DTPHP Lamsel, Hilmy membenarkan, soal musibah banjir yang merendam puluhan hektare sawah di wilayah tersebut. Dia menyebut, jika banjir itu disebabkan oleh tingginya curah hujan dari hulu sehingga banjir terdampak di sawah milik warga Palas.
"Ya, padi yang terendam banjir umur nya sudah 5-10 hari pasca tanam. Dan memang ada beberapa yang masih persemaian. Luasannya di Desa Bali Agung mencapai 60 hektare," ungkap Hilmy via pesan WhatsApp, kemarin.
BACA JUGA:Akibat Gagal Tanam, Bibit Padi jadi Pakan Sapi
Pihaknya, hanya bisa berharap banjir segera surut dan hujan deras tidak melanda di daerah tersebut dalam waktu dekat. Sehingga, padi yang sudah berumur 5-10 hari itu bisa selamat dari puso.
"Mudahan banjir lewat saja, besok surut. Kalau air lewat aja, mudah-mudahan nggak merusak tanaman. Tapi kalau sudah terendam 3 hari, biasanya tanaman rusak atau mati," pungkasnya tanpa menjelaskan apa langkah yang harus dilakukan untuk mengantisipasi banjir tersebut.
Sebelumnya diberitakan, puluhan hektar tanaman padi di Desa Bali Agung, Kecamatan Palas terendam banjir. Banjir terjadi akibat tingginya curah hujan di wilayah Palas pada Rabu (5/7).
Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bali Jaya, Desa Bali Agung, Dewo Aji Sastrawan mengatakan, banjir disebabkan meluapnya debit air saluran irigasi.
"Kalau di Bali Agung tidak terlalu deras hujannya, yang deras malah di hulu. Banjir ini karena ada air kiriman dari hulu, seperti Sukaraja dan Kalirejo. Sehingga debit air irigasi meluap ke sawah," kata Dewo kepada Radar Lamsel. (idh)
Sumber: