Tiga Tahun Berkeliling Lamsel, Meminjamkan Buku Gratis

Tiga Tahun Berkeliling Lamsel, Meminjamkan Buku Gratis

Tiga tahun sudah Sugeng Hariyono (32), pria asal Desa Pematang Pasir Kecamatan Ketapang ini berjuang menumbuhkan minat baca dikalangan anak-anak hingga remaja. Berkeliling Lamsel menggunakan sepeda motor tua dengan membawa ratusan buku bacaan. Laporan Veridial Ariyatama, SIDOMULYO. Cuaca dan medan yang terjal tak menyurutkan semangat Sugeng Hariyono (32) untuk menumbuhkan minat baca dikalangan generasi penerus bangsa. Meski hanya mengenyam pendidikan hingga bangku SMA, cita-cita pria asal Desa Pematangpasir, Kecamatan Ketapang ini untuk menumbuhkan minat baca sungguh luar biasa. Berkeliling menggunakan sepeda motor tua, yang dibeli seharga Rp 400 ribu, Sugeng mulai menjajakan buku-buku miliknya untuk dipinjamkan kepada anak-anak dengan gratis tanpa dipungut biaya sepeser pun. Ditemui Radar Lamsel disela-sela pekerjaannya yang berkeliling Kecamatan meminjamkan buku gratis, mulai dari Kecamatan Ketapang hingga Kecamatan Sidomulyo Sugeng tak mengeluh sedikitpun. Jalanan rusak dan becek sudah biasa dilalui dan dirasakan olehnya. Tak jarang motor tua miliknya mogok ditengah jalan. Menggunakan tas semacam tukang pos yang diletakkan dibelakang motornya, Sugeng membawa ratusan buku bacaan mulai dari hikayat rakyat hingga buku mengenai resep masakan. “Dari Ketapang saya melakukan perjalanan ke Sidomulyo dengan niat tulus untuk menumbuhkan minat baca di kalangan masyarakat,” ujar pria ini, Senin (29/8) kemarin. Dikatakannya, saat ini buku bacaannya sudah banyak dipinjamkan kepada anak-anak yang berada di Kecamatan Ketapang dan Kecamatan Palas. “Tidak saya pungut biaya sedikit pun, ini murni keinginan saya agar generasi muda memiliki minat baca,” kata dia. Sugeng menjelaskan, sudah tiga tahun berkeliling di tiap kecamatan yang ada di Lamsel. Namun peminatnya masih didominasi dari Kecamatan Ketapang dan Kecamatan Palas, sedangkan Kecamatan Sidomulyo baru-baru ini mulai disosialisasikan. “Di dua kecamatan tersebut sudah menjadi agenda rutin tiap minggunya, banyak anak-anak yang memulangkan buku dan meminjam buku disana,” paparnya. Lebih lanjut pria kelahiran Ponorogo 1983 ini mengaku tergugah. Sebab, dikalangan anak muda saat ini sudah sangat minim yang gemar membaca. Untuk itu lanjutnya, ia memberikan bacaan gratis mulai dari anak-anak SD agar kelak saat dewasa minat baca tetap terpelihara. Peminjaman buku, sambung dia, tidak ada persyaratan apapun. Yang ingin meminjam bisa dibawa pulang hingga satu minggu lamanya. Setelah satu minggu barulah ia mendatangi pos-pos miliknya sembari menunggu anak-anak pulang sekolah dan mengembalikan buku bacaannya. “Anak-anak tidak mau ribet dan membebani mereka dengan persyaratan untuk meminjam buku. Cukup dengan keinginan mereka untuk membaca saja saya sudah senang bukan kepalang,” ungkapnya. Selama tiga tahun tersebut Sugeng mengaku sudah mencicipi berbagai kesulitan yang timbul dilapangan. Mulai dari cemoohan warga, hingga hilangnya buku-buku yang dipinjamkan. “Itu semua tidak menyurutkan niat saya. Justru menjadikan saya lebih semangat lagi,” ujar Sugeng. Sempat menjadi tukang tambal ban, namun keinginannya untuk melestarikan budaya baca tidak bisa dibendung lagi. Berbekal motor tua yang dibeli dari kerabatnya, ia mulai menebar buku-buku bacaannya kepelosok-pelosok desa yang ada di Lamsel. Buku-buku tersebut diperoleh dari berbagai macam sumber, ada yang swadaya masyarakat, bantuan dari darmawan hingga buku-buku milik kerabatnya yang sudah tidak dibaca lagi. Hingga kini hampir ribuan buku sudah saya tebar kedesa-desa. “Per harinya mencapai 80 peminjam buku yang didominasi anak-anak. Meski keterbatasan kemampuan namun saya memiliki semangat yang tidak terbatas, karena dengan membaca anak-anak bisa membuka jendela dunia,” tandasnya. (*)

Sumber: