Rp800 Juta Uang Negara Lenyap di Proyek Perikanan, Tanam Holtikultura Desa Pancasila Kecamatan Natar

Rp800 Juta Uang Negara Lenyap di Proyek Perikanan, Tanam Holtikultura Desa Pancasila Kecamatan Natar

Begini lah kondisi Proyek Pemerintah dengan anggaran Rp800 Juta di Desa Pancasila yang Terbengkalai -- Radarlamsel ----

Natar -- Siapa pemilik proyek dengan anggaran negara sebesar Rp800 Juta di desa Pancasila kecamatan Natar kabupaten Lampung Selatan, hingga hari ini masih menjadi misteri, pasalnya proyek itu hanya digunakan untuk serimonial kemudian ditinggal pergi.

Kepala desa Pancasila, Suwondo Sudarsono tidak pernah mengetahui siapa sebetulnya pelaksana dari proyek di desanya itu. " saya kurang paham proyek itu milik siapa sampai hari ini, karena terus terang saya selaku pemerintah desa tidak pernah dilibatkan atau diikut sertakan. bahkan saya tidak diberitahu dari dinas mana yang menganggarkan pekerjaan itu," ujar Wondo.

" sepertinya proyek tersebut milik Pemerintah Provinsi Lampung, anggaranya juga setahu saya sekitar Rp800 juta saya dengar-dengar diawal pengerjaan dulu," katanya.

Tidak pernah sekali pun kata Wondo, proyek perikanan, pertanian dan peternakan jenis sapi tersebut mendapatkan hasil sejak dia berdiri padahal peralatan untuk menunjang keberhasilan sangat lengkap.

" untuk menyemprot hama saja pakai dron sangat besar dulu, ada puluhan sapi juga, terus ada usah perikanan jeni Bioflok dengan jumlah yang sangat besar tetapi hasilnya nihil bertahun-tahun sampai sekarang terbengkalai," ucap kades Pancasila.

Pengelolah dari proyek tersebut diketahui atas nama Udin warga desa setempat, Udin menerangkan terbengkalainya proyek ratusan juta lantaran pihak penanggung jawab tidak memberi dana untuk membeli pakan ikan, serta membayar listrik yang digunakan untuk menyedot air.

" tidak ada pakan untuk melanjutkan usaha perikanannya, uang untuk bayar listrik juga tidak ada karena air untuk keperluan di sana menggunakan sumur bor," kata Udin saat dikonfirmasi belum lama ini.

Disinggung mengenai peralatan yang lengkap berupa dron serta mesin pertanian lainya, Udin tidak dapat menjelaskan secara rinci dimana keberadaan peralatan tersebut saat ini. " kalo sapi masih ada sama kelompok, alat juga ada," singkat Udin.

Salah satu penerima bantuan sapi ditemui di desa Pancasila mengaku, sapi yang diberikan dari proyek tersebut telah dia jual lantaran tidak ada perkembangan alias ternak tersebut gagal tumbuh.

" bertahun-tahun saya pelihara nggak ada perkembangan saya jual, uangnya saya ambil anggap-anggap sebai upah angon (memelihara) selama ini," kata dia.

Sumber: