Jangan Terprovokasi, Situasi Berangsur Kondusif

Jangan Terprovokasi, Situasi Berangsur Kondusif

RAJABASA – Situasi keamanan di Desa Waymuli dan Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa yang sempat bentrok pada Selasa malam (20/9) mulai terkendali. Namun demikian, sejumlah personil gabungan dari Polres Lampung Selatan, TNI Kodim 0421 Lamsel dan Sat Pol PP Pemkab Lamsel masih berjaga-jaga dilokasi bentrok massa dari dua desa tersebut. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel kemarin, bentrok massa dari Desa Waymuli dan Desa Kunjir, Kecamatan Rajabasa sekitar pukul 20.00 WIB. Masing-masing warga dari kedua desa itu melakukan penjagaan di sejumlah titik di perbatasan kedua desa yang bertetanggaan itu. Mulai pukul 20.00 WIB, pihak kepolisian mengawasi warga Desa Kunjir yang melakukan penjagaan diperbatasan menuju Desa Waymuli melakukan aksi perusakan terhadap rumah warga Desa Waymuli Timur. Beruntung warga yang tinggal didekat perbatasan sudah diamankan ditempat yang aman. Terhitung ada 9 bangunan rumah warga Desa Way Muli Timur dirusak massa. Selain itu, seisi warung dijarah dan sejumlah perahu milik warga diputus tali tambangnya. Sekitar pukul 21.30 WIB, Camat Rajabasa Sabilal, SE datang kelokasi untuk menenangkan warga. Tapi warga tidak menghiraukan dan tetap menunggu diperbatasan. Tak lama setelah itu, pasukan keamanan dari Polres Lamsel maju untuk menggubarkan massa. Massa pun mundur, tapi tetap berjaga-jaga diluar perbatasan jalan. Namun pergerakkan massa yang menjaga jalan perbatasan kembali membuat ulah dengan merusak beberapa fasilitas yang ada di desa seperti gubuk dan kursi kayu yang dibakar. Suasana yang tak kunjung reda, memaksa Kasat Pol PP Hermizi dan Wakapolres Lamsel Kompol. Sastra Budi ikut turun ke desa untuk meredam warga. Namun perundingan dan segala macam upaya tak kunjung membuat warga membubarkan diri. Untuk mensiasati agar tidak terjadi yang diinginkan, pada pukul 00.00 WIB, Wakapolres Lamsel Kompol. Sastra Budi bersama Kasat Pol PP Hermizi mengintruksikan kepada masing-masing pasukannya untuk melakukan penjagaan dijalan-jalan yang bisa menembus ke Desa Waymuli. Upaya tersebut dilakukan untuk kenyaman warga dan tentu saja untuk mencegah terjadinya keributan yang lebih parah. Sedikitnya 180 anggota keamanan gabungan dari jajaran kepolisian, TNI dan Satpol-PP masih bersiaga di lokasi perbatasan antar Desa Way Muli Timur dan Kunjir. Diketahui, permasalahan awal terjadinya kericuhan itu disebabkan oleh kasus pemukulan. Kepala Desa Way Muli Timur Zamra Gozali mengungkapkan, Romi (20) warga Desa Kunjir hendak pulang dari Kalianda sekitar pukul 23.00 WIB, Sabtu (17/9) lalu melintasi jalan di Desa Way Muli. Romi bersama teman-temannya menghentikan laju kendaraannya karena tidak terima dengan sorakan Asep pemuda dari warga Waymuli dan rekan-rekannya saat melintasi desa tersebut. “Nah, rekan-rekan kedua orang itu masing-masing pulang untuk mengadukan kasus perkelahian dua orang tersebut,” ungkap Zamra kepada Radar Lamsel saat ditemui dirumahnya, Selasa malam (20/9). Merasa tak terima dengan perkelahian itu, sambung Zamra, keluarga Romi mendatangi Asep dirumahnya malam itu. Namun, saat itu, Asep sudah kabur dari rumahnya. “Waktu malam itu juga sempat mau ribut antar keluarga mereka. Tapi untungnya dapat dilerai sehingga bentrokan dapat dihindari,” terang Zamra. Lebih lanjut dia mengatakan, kasus perkelahian tersebut berbuntut panjang karena pihak kepolisian dianggap tidak dapat meringkus Asep (22) dan salah seorang rekannya bernama Misja (38) sejak perkelahian pertama, keduanya sudah melarikan diri. Kejadian ini rupanya menyulut amarah pihak keluarga Romi. Pada Selasa siang (20/9), keluarga Romi mendatangi kediaman Asep dan Misja. Karena kedua orang itu tidak ditemukan, keluarga Romi langsung melakukan tindakan dan sempat merusak rumah kedua warga itu. Tak hanya itu, lanjut Zamra, keluarga Romi sempat mengancam Kepala Desa Way Muli Induk yakni Rohaidi. “Mungkin karena ancaman itu yang membuat warga Desa Way Muli Induk marah karena tidak terima Kadesnya diancam dan memunculkan bentrokan,\" tuturnya. Sementara itu, berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan, sedikitnya ada 9 bangunan yang meliputi rumah dan warung milik warga Desa Way Muli Timur dan Desa Way Muli Induk rusak akibat bentrok antar warga sekitar pukul 20.00 WIB, Selasa (20/9). “Ini masih kita lakukan pendataan dan selanjutnya akan segera dilaporkan ke pak bupati. Ini upaya untuk memperbaiki sarana milik warga yang mengalami kerusakan pasca bentrok tadi malam,\" ujar kepala BPBD M. Darmawan kepada sejumlah wartawan dilokasi kejadian, Rabu (22/9). Agus Supriadi (53), warga Desa Waymuli Timur mengaku mengalami kerugian yang besar karena warung miliknya menjadi sasaran. \"Karena kejadian ini, warung milik saya dirusak dan diambil semua isinya mas. Hampir tidak ada yang tersisa, saya mengalami banyak kerugian,\" katanya. Sementara itu, Kasat Sabhara Polres Lampung Selatan AKP. Subandi mengatakan, pihak kepolisian akan tetap berjaga dilokasi untuk menjaga suasana agar tetap terkendali. “Kami akan tetap disini sampai benar-benar kondisinya aman dan terkendali,\" katanya. (Cw1)

Sumber: