Sekolah Seni Tubaba Menggelar Pameran Karet di Jakarta
--
JAKARTA, RADARLAMSEL.DISWAY.ID – Sekolah Seni Tubaba menggelar pameran seni rupa medium karet di Jagad Gallery, Menteng, Jakarta Pusat. Pameran bertajuk Beyond Elsaticity; Rubber dan Materiality dibuka oleh Umar Ahmad pada Jumat 17 Mei lalu.
Pameran yang dikuratori oleh Asmudjo D Irianto ini melibatkan seniman ternama tanah air seperti, Agus Suwage, Catur Nugroho, Dolorosa Sinaga, Elyezer, Handiwirman, Iwan Yusuf, Maharani Mancanegara, Septian Hariyoga, Suvi Wahyudianto, Titarubi, dan Yuli Priyanto.
Asmudjo menuturkan, pameran ini didahului residensi di Tulang Bawang Barat (Tubaba). Sebuah kota kecil di belahan urata Provinsi Lampung, yang hampir satu dekade dikenal dengan kerja kebudayaan yang berkelanjutan.
Tubaba juga merupakan sebuah wilayah transmigrasi yang dihuni multi etnis, dimana sebagian besar mata pencaharaian masyarakatnya adalah bertani karet sebagai sumbu ekonomi utama.
BACA JUGA:Dana Pembinaan Belum Turun, Cabor Berkeluh Kesah
“Pada Februari lalu, para seniman bermukim untuk mengetahui ekosistem karet secara lebih dekat. Mengunjungi kebun karet, bertemu petani, pemilik pabrik, hingga stakeholder,” kata Asmudjo, Senin (20/5) kemarin.
Dari residensi ini para perupa mempelajari karetakter lembaran karet (rubber sheet), yang dibayangkan sebagai medium utama penciptaan karya. Dalam waktu dua bulan para seniman juga melakukan eksperimentasi lembaran karet. Sebagian mencampurnya dengan medium yang selama ini telah menjadi tradisi penciptaan karya mereka masing-masing.
Asmudjo menjelaskan, dalam dunia seni rupa kontemporer tidak mengenal medium specificity, atau medium yang mendaptakan privilege khusus, sebagaimana medium seni Lukis dalam seni rupa modern. Spesifikasi lukisan sebagai medium yang disusun dari komponen-komponen materialnya, yaitu kanvas dan cat menjadi gubahan bentuk yang ditentukan dari cara pengerjaannya.
Hal terserbut, juga bergantung pada metode dan gaya yang dipilih oleh senimannya. “ Dengan kata lain material dalam lukisan dan metode pengerjaanya menjadi hal penting yang memunculkan karakter fiski lukisan,” sambungnya.
Belakangan percakapan tentang material kembali populer, bisa dikatakan terjadi rematerialisasi. Sesuai pluralitas dan tidak adanya medium specificity pada seni rupa kontemporer, maka segala macam medium dan material dapat ditampilkan dalam seni rupa kontemporer, tanpa hirarki.
Asmudjo mengatakan, seluruh karya dalam pemeran yang digelar di Jagad Galerry ini ingin memperlihatkan bahwa karet melebihi karakteristik elastisitasnya semata.
“Dalam konteks ketersediaan material, Indonesia memiliki kekayaan materia alam yang dapat dimanfaatkan oleh seniman. Salah satu material alam yang belum dimanfaatkan seniman untuk berkarya adalah karet alam (Havea Brasilianis),” ucapnya.
Sumber: