Warga Berharap Normalisasi Sungai

Warga Berharap Normalisasi Sungai

SIDOMULYO – Kekawatiran atas meluapnya air sungai yang ada di sepanjang Desa Sidodadi, Kecamatan Sidomulyo, saat musim hujan nanti. Warga setempatyang tinggl tak jauh dari sungai, berharap kepada Pemerintah agar ada normalisasi sungai. Warso (51) warga Dusun Kedondong mengaku, selama bertahun-tahun, hidup dekat bantaran sungai sering mengalami kebanjiran. Bahkan air tidak hanya sampai dihalaman rumah, namun sampai masuk kedalam rumah-rumah warga. “Yang sering itu, air sampai menggenangi halaman rumah, tetapi ada rumah warga lain yang bangunannya rendah kemasukan air. Makanya kami berharap ada normalisasi sungai, agar kami tidak kawatir saat hujan deras,”kata Warso, Rabu (11/11). Hal senada diungkap warga Dusun Banyumas, Murtoyo (43). Akibat aliran sungai yang berbelok-belok, membuat tanah disekitarnya tergerus air apabila hujan deras turun. Sebelunya, aliran sungai lebarnya tidak lebih dari satu meter, tetapi sekarang sudah sekitar dua meter. “Akibat sering digerus air saat musim hujan, membuat tanahnya menjadi tergerus. Apalagi sekarang banyak sampah, tentu akan semakin membuat air sungai dimusim hujan nanti,” katanya. Kepala Dusun Kedondong, Kayadi mengatakan, pasca musim kemarau, aliran sungai sepanjang kurang lebih dua kilometer dipenuhi sampah dan lumpur. Sehingga membuat masyarakat merasa was-was apabila hujan deras turun. “Aliran sungai banyak sampah menumpuk dan penuh lumpur. Padahal kami yang tinggal di sekitar sungai tidak pernah membuang sampah disana. Sekarang kondisinya kering kerontang dan kalqau hujan pasti membuat air meluap,\" ujarnya. Kepala Desa Sidodadi, Rahmat Witoto membenarkan sungai tersebut membentang di lima Dusun dan belum pernah dilakukan normalisasi. Melihat sering terjadi banjir disepanjang bantaran sungai, ia berharap ada normalisasi sungai. “Memang kalau musim hujan, air sungai selalu meluap hingga ke halaman rumah warga. Namun kalau tidak ada normalisasi, jangan-jangan bisa seperti di Jakarta. Karena air tidak lancar akibat adanya tumpukan lumpur dan juga sampah,”kata Rahmat Witoto. (gus)

Sumber: