Penderita Atresia Bilier Dari Candipuro

Penderita Atresia Bilier Dari Candipuro

Setelah lebih dari 11 bulan menunggu jadwal operasi cangkok hati di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Battar Abinaya Basupati (1,5) berharap ada jaminan dari Gubernur Lampung untuk membiaya operasi sebesar Rp 1,2 miliar. LAPORAN : AGUS PAMINTAHER Candipuro Wajah lesu, terlihat saat Triono (39) warga Desa Sidoasri, Kecamatan Candipuro, pulang ke rumah untuk melihat rumahnya. Selama ini, ia jarang pulang karena harus bekerja di Jakarta demi biaya sehari-hari sambil menunggu anaknya dioperasi oleh dokter spesialis cangkok hati dari Jepang. Kepada Radar Lamsel, Jum’at (13/11), Triono mengatakan, isterinya Jumi Lestari (29) masih di Jakarta menunggu jadwal operasi anak keduanya yang menderita atresia billier. Kepulangannya ke rumah, untuk memohon do’a kepada keluarganya agar anaknya bisa lancar saat menjalani operasi. “Kalau tidak ada halangan, anak saya dioperasi tanggal 28 atau 29 November. Makanya kami masih bingung darimana uang yang digunakan untuk jaminan anak saya operasi. Cuma satu harapan saya, mohon kepada Bapak Gubernur Lampung (Ridho Ficardo red) untuk bisa menjamin biaya anak kami,”kata Triono. Untuk biaya sehari-hari selama tinggal di rumah singgah dan RSCM, Triono mengaku bekerja serabutan. Beruntung, ia mendapat bantuan. Namun bantuan dari dermawan yang selama ini digunakan untuk biaya pasca operasi yang tidak ditanggung oleh BPJS. Kini, ia masih berharap uluran tangan lagi demi kesembuhan si buah hatinya. “Kami sangat berterima kasih dengan bantuan yang diberikan untuk kami hidup di Jakarta, menunggu operasi anak kami. Tetapi kalau untuk jaminan operasi, ini yang masih belum kami dapatkan. Karena kalaupun menjual harta benda kami di kampung, itu semua tidak akan cukup,”imbuhnya. Hal sama dikatakan Tari panggilan sehari-sari Jumi Lestari melalui ponselnya. Berbagai upaya sudah ia tempuh agar anaknya bisa sembuh seperti anak-anak yang lainnya. Namun, hasilnya masih sangat nihil dan kepada siapa ia harus mengadukan nasib kesembuhan anaknya. “Masih adakah kepedulian Pemerintah Daerah baik di Kabupaten maupun di Provinsi ini terhadap kondisi anak kami. Kami mohon sekali, bantu kami dalam kesulitan ini. Sehingga masa depan anak kami bisa diraih seperti anak-anak yang sehat lainnya,”harap Tari. Terpisah Dwi Endang Kusumaningsih (44) penggagas Gerakan Seribu Rupiah (GSR) untuk Battar mengatakan, ia terus mencari dana untuk membiayai operasi cangkok hati anak pasangan Triono dan Jumi Lestari. Bantuan tersebut dikirim ke orangtua korban untuk keperluan sehari-hari selama menunggu jalannya operasi. “Kita sudah berupaya menggalang dana mulai dari sekolah, kantor dan masyarakat umum. Kami semua turut prihatin dengan apa yang diderita anak tersebut. Karena masih kecil sudah punya penyakit seperti itu. Mudah-mudahan banyak dermawan yang tergerak hatinya membantu meringankan biaya bagi operasinya,”kata Dwi Endang. (*)

Sumber: