Pengguna Jasa Menurun 7 Persen

Pengguna Jasa Menurun 7 Persen

BAKAUHENI - Kondisi perekonomian yang tengah lesu tahun ini berdampak pada arus penyeberangan lintas Bakauheni - Merak, Banten. PT. Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) cabang Bakauheni mencatat jumlah pengguna jasa yang menyeberang ke Pelabuhan Merak tahun ini mengalami penurunan sekitar 5-7 persen dibandingkan dengan tahun lalu. Manajer operasional PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) cabang Bakauheni Heru Purwanto mengatakan, arus penyeberangan dari pelabuhan Bakauheni menuju Merak Banten mengalami penurunan sekitar 5 sampai 7 persen menjelang akhir tahun ini. Menurutnya, pada periode waktu yang sama, jumlah pengguna jasa kapal feri, baik kendaraan maupun penumpang pejalan kaki menurun sekitar 500 hingga 1.000 kendaraan pehari. Padahal biasanya menjelang akhir tahun arus penyeberangan mengalami peningkatan. “Periode bulan Oktober dan November 2014, arus kendaraan yang menyeberang ke Merak Banten mencapai 5.500 unit perhari. Namun saat ini hanya sekitar 4.000 – 4.500 kendaraan perhari,” kata Heru Purwanto, Senin (16/11). Menurutnya, penurunan jumlah pengguna jasa kapal feri disebabkan kondisi perekonomian yang masih lesu tahun ini. “Kondisi ekonomi yang lesu mempengaruhi distribusi pengiriman barang dari Sumatera ke Jawa,” ujarnya. Selain itu diduga kehadiran dermaga pelabuhan kapal landing craft tank (LCT) di jalan lintas pantai timur (Jalinpantim) Muara Piluk, Desa Bakauheni yang berjarak sekitar 1 km sebelah utara Pelabuhan Bakauheni mempengaruhi arus penyeberangan yang dikelola perusahaan milik badan umum milik negara (BUMN) tersebut. Kapal LCT khusus melayani angkutan kendaraan barang dari Bakauheni menuju Bojonegara, Banten yang beroperasi sejak tiga tahun lalu itu menjadi pilihan utama sebagian awak truk barang menyusul adanya selisih tarif yang lebih murah sekitar Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu per kendaraan barang. Hal ini diakui Martin (39), salah seorang sopir truk ekspedisi barang lintas pulau. Menurutnya sebagian awak truk beralih menggunakan jasa kapal LCT karena tarif yang lebih murah, walau pada sisi pelayanan dan keselamatan masih jauh lebih bagus dari ASDP. \"Kami beralih ke LCT karena pengiriman barang ekspedisi saat ini mengalami penurunan,” ujarnya. \"Walau kenyamanan dan keselamatan masih diabaikan, kami naik kapal LCT supaya orang rumah (anak dan istri,red) bisa kebagian uang mas. Sebab pengiriman barang tahun ini sepi orderan jika dibandingkan tahun lalu,” ujar warga Kecamatan Ketapang ini. Sementara pantauan Radar Lamsel selama sepekan ini, arus penyeberangan di pelabuhan Bakauheni sepi. Tidak nampak antrean kendaraan ditolgate pintu masuk ataupun di areal parkir pelabuhan. Tidak hanya arus kendaraan arus penyeberangan penumpang pejalan kaki pun terlihat lengang. (man)

Sumber: