Penambang Pasir Berlindung Diketiak Oknum Ormas
![Penambang Pasir Berlindung Diketiak Oknum Ormas](https://radarlamsel.disway.id/uploads/2-Maret-Foto-5.jpg)
WAY SULAN – Kerusakan Sungai Way Sulan dari ulah penambang pasir menjadi salah satu faktor terputusnya dua akses jalur penghubung di Kecamatan Way Sulan. Dari penelusuran Radar Lamsel menjamurnya para penambang pasir diwilayah tersebut diduga dibackingi oleh oknum ormas. Tidak ada pilihan bagi para penambang pasir, bahkan hingga mengesampingkan kerusakan alam yang ditimbulkan hanya agar dapur tetap ngebul. Terbaru, dua jembatan yang terputus akibat terjangan banjir diduga juga rentetan dari kerusakan alam yang terjadi disepanjang bantaran sungai tersebut. Menyikapi hal tersebut memang bukan hal mudah, disamping profesi masyarakat yang sebagaian besar bekarja sebagai penambang pasir berskala kecil ternyata ada oknum yang membacking dan meraup keuntungan ditengah kerusakan alam yang terjadi. “Rata-rata lahan pertambangan pasir ini bukan milik pribadi, tapi milik bos kami,” kata Sudin (40) salah seorang penambang pasir kepada Radar Lamsel, Kamis (2/3) kemarin. Sudin menjelaskan upaya Pemkab Lamsel untuk menutup pertambangan tidak serta-merta menutup seluruh lahan penghasil pasir. Namun dibalik itu semua ternyata ada oknum yang menjadi otak serta memanfaatkan situasi ini. “Mesin sedot yang kami gunakan ini milik bos,” kata Sudin. Sayangnya para penambang pasir enggan membeberkan oknum ormas tersebut. Saat ditanya Radar Lamsel mengenai bos yang dimaksud? Sudin hanya mengatakan “Dia orang Bandar Lampung dan salah satu Anggota Ormas ternama,” singkatnya. Maraknya penambang pasir sudah menjadi persoalan klasik bagi Pemerintah Kecamatan Way Sulan. Dilema antara penutupan serta mata pencaharian warga terus bergulir. Izin pertambangan pun dinilai tidak perlu karena berskala kecil, sedangkan proses perizinan tidak ada yang gratis. Camat Way Sulan Tri Mujianto mengatakan Sat Pol PP Lamsel beberapa waktu lalu menutup secara paksa pertambangan pasir yang berada di Desa Mekar Sari Kecamatan Way Sulan. “Untuk penutupan sudah kami lakukan bersama Sat Pol PP Lamsel di lokasi Desa Mekar Sari,” kata Tri Mujianto. Sementara Ketua Komisi C DPRD Lamsel Sunyata saat melakukan peninjauan dilokasi putusnya jembatan pada Rabu (2/3) kemarin, menilai kerusakan yang terjadi dibantaran sungai tidak terlepas dari ulah para penambang. Bibir sungai yang terkikis memperparah situasi ketika hujan deras melanda wilayah tersebut. “Dua titik jembatan terputus,” kata dia. Terlepas dari ulah para penambang tersebut Sunyata mengaku prihatin. Sebab, kata dia, skala penambang pasir terbilang kecil tapi dibalik itu kerusakan alam tak bisa dihindarkan. (ver)
Sumber: