PMII Gelar Diskusi Pemanfaatan SDA
KALIANDA – Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Lampung Selatan menggelar diskusi pemanfaatan sumberdaya alam (SDA) bersama perwakilan mahasiswa dan organisasi masyarakat (ormas) yang ada di Kabupaten Khagom Mufakat ini, Rabu (26/7) kemarin. Kegaiatan yang digelar di Aula Rumah Makan Simpang Raya Kalianda ini dilakukan untuk mengidentifikasi sejak dini potensi konflik yang bisa terjadi di bidang SDA. Ketua Umum PMII Lamsel Ahmad Sayuti mengungkapkan, diskusi pemanfaatan SDA tersebut lebih cenderung untuk memperkuat kapasitas para pihak secara khusus. Salah satunya, pengusaha yang bergerak dibidang industri agar dapat memahami, mengantisipasi dan mengelola berbagai konflik SDA di wilayah usahanya. “Diskusi ini untuk memberikan kantribusi pada berbagai penanganan damai secara transformatif atas berbagai konflik yang bisa muncul. Harapan kami, dengan kegiatan ini bisa meminimalisir berbagai hal yang bisa memicu terjadinya konflik SDA,”ungkap A. Sayuti. Ketua STIH Muhammadiyah Kalianda Subagio, SH, MH mengatakan, sejauh ini identifikasi proses pengelolaan SDA masih kurang efektif. Sehingga, berpotensi menimbulkan beberapa persoalan khusus dan butuh penanganan seperti pelestarian fungsi hutan serta keanekaragaman hayati. Dia menambahkan, terdapat beberapa karakteristik pendekatan untuk penyelesaian konflik yang bersinggungan dengan pemanfaatan SDA. Antara lain, lebih menekankan pada kesamaan kepentingan kelompok dari pada membahas posisi tawar menawar, berpikir kreatif untuk mencari upaya penyelesaian, mencari jalan tengah untuk menemukan tujuan bersama serta menuntut kesepakatan banyak pihak untuk suatu keputusan dan memerlukan mediator yang tidak berpihak. “Pengaduan yang melalui jalur hukum tidak kondusif untuk menjaring kepercayaan antar pihak yang bersengketa. Karena argumen dan fakta yang dikemukakan tentu akan memicu perbedaan antar pihak yang bersengketa,”terang Subagio selaku narasumber. Sementara itu, Kabid Ketahanan Seni, Budaya Dan Agama Kesbapolinmas Lamsel Jufri menegaskan, pemanfaatan SDA dapat memberikan manfaat besar bagi penduduk jika dikelola dengan baik. Sebab, beberapa fakta menunjukkan bahwa negara-negara yang kaya akan SDA masih tertinggal keadaan ekonominya jika di bandingkan dengan negara-negara yang justru SDA-nya terbatas. “Sebagai contoh kita lihat di Negara Jepang. Negara yang memiliki wilayah dan kekayaan alam terbatas, lebih maju dari Indonesia yang memiliki SDA yang melimpah ruah,”tegas Jupri. Dia melanjutkan, pembangunan di daerah harus dilakukan dengan perencanaan yang sistematis. Serta, harus memperhatikan kunci permasalahan daerah dengan konsep pembangunan. “Keberadaan SDA dalam ekosistem yang dihadapkan pada permasalahan akan menentukan tujuan untuk apa dilakukan pembangunan daerah. Tujuan pembangunan daerah tersebut harus dapat dirumuskan seperti mengatasi pengangguran, pertumbuhan ekonomi, melestarikan lingkungan, pengembangan kota berbasis kelautan (waterfront city), dan sebagainya,”pungkasnya. (idh)
Sumber: