Gertak DBD dan Gizi Buruk

Gertak DBD dan Gizi Buruk

SIDOMULYO – Hingga triwulan kedua tahun ini tak kurang dari 19 kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) menjangkiti masyarakat Sidomulyo. Tidak hanya itu, kasus gizi buruk juga ditemukan di Desa Budidaya dan Sukabanjar. Hal itu diungkapkan Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo dr. Rocky Sihombing pada lokakarya mini (Lokmin) di Aula Puskesmas. Menurutnya, perlu adanya gerakan serentak (Gertak) untuk menekan angka DBD maupun gizi buruk. “Untuk DBD hingga Agustus lalu ada 19 kasus. Kedepan harus ada gerakan serentak yang bukan hanya fogging semata tapi lebih kepada screening wilayah-wilayah yang rawan akan DBD,” kata Rocky kepada Radar Lamsel, Rabu (27/9) kemarin. Dia mengatakan, dari 16 desa yang ada di Kecamatan Sidomulyo, Desa Sukamaju paling sering ditemukan kasus DBD. Tercatat ada delapan kasus DBD yang menjangkit masyarakat Sukamaju. “Delapan temuan per triwulan, ini menjadikan Sukamaju sebagai daerah yang mesti di screening,” ujarnya. Diurutan kedua ada Desa Seloretno, lanjutnya, tercatat tiga penderita DBD ditemukan di desa tersebut. Untuk Sidodadi dan Sidomulyo masing-masing ditemukan dua penderita. Sementara Desa Bandardalam, Kotadalam, Sukamarga dan Sidowaluyo hanya satu orang yang treserang DBD. “Masalnya bukan seberapa banyak penderitanya, akan tetapi faktor kebersihan lingkungan dan pemberantasan sarang nyamuk jarang dilakukan oleh desa-desa,” urainya. Untuk itu mantan Kepala UPT Puskesmas Way Urang ini menekankan agar kegiatan Jum’at bersih dijadwalkan oleh desa. begitu juga dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PNS) mesti kembali digalakkan desa agar tidak membahayakan kesehatan masyarakat. Sementara saat disinggung soal masih adanya anak yang menderita gizi buruk, Rocky memaparkan ada dua anak yang terkena gizi buruk. “Gizi buruk ditemukan di dua desa, Desa Budidaya dan Sukabanjar, kami tidak menutup-nutupi supaya begitu ada kejadian semacam ini pemerintah desa melaporkan agar cepat diambil tindakan,” ungkapnya. Sementara Camat Sidomulyo Affendi SE, mengatakan Lokmin ini amat penting. Sebab merupakan ajang penyelesaian masalah serta menampung aspirasi terkait masalah kesehatan masyarakat Sidomulyo. “Ini adalah pemecahan persoalan, utamanya masalah kesehatan sudah sejauh mana tingkat penanganannya. Karena penderita sulit terpantau jika laporan dari desa tidak continue,” tegasnya. (ver)

Sumber: