Pencarian Kapal Kuno di Bukit Kepayang Dilanjutkan
Diduga Terdampar Akibat Letusan Gunung Krakatau Purba
BAKAUHENI - Pemerintah Provinsi Lampung kembali melanjutkan pencarian kapal kuno yang diyakini terpendam didalam Bukit Kepayang di Desa Kelawi, Kecamatan Bakauheni. Terbukti, Kamis (28/9) kemarin, Sekretaris Provinsi Lampung Ir. Sutono didampingi tim Biro Operasi Polda Lampung mengunjungi bukit Kepayang. Pantauan Radar Lamsel, tim peneliti sudah melakukan penggalian di dua titik yang diyakini ada bangkai kapal terpendam. Ketika mengunjungi bukit Kepayang di Desa Kelawi, Sutono menyatakan, besar kemungkinan di bukit Kepayang itu terdapat situs purbakala terdamparnya kapal zaman kuno akibat gelombang tsunami yang diciptakan oleh letusan Gunung Krakatau purba pada 27 Agustus tahun 1883 silam. Menurut Sutono, pihaknya akan terus melakukan pencarian benda kuno dilokasi itu. “Kami lanjutkan penelitiannya untuk mengetahui letak keberadaan kapalnya,” singkat Sutono seraya mengucap penemuan kapal itu akan menjadi aset bagi Provinsi Lampung. Inisiator sekaligus peneliti kapal kuno korban ledakan gunung Krakatau Hadi Subroto mengatakan, panjang kapal kuno itu diperkirakan mencapai 70 – 90 meter. Sedangkan berat kapal kemungkinan mencapai ratusan ton. Hadi mengaku penelitian mengenai kapal itu diawali dengan riset ilmiah di bukit Kepayang. Adapun riset yang dilakukan itu diiringi dengan menerapkan metode ilmiah melalui tahapan demi tahapan. “Diawali riset pada tahun 2012 lalu, kemudian survei,” ujarnya. Untuk membuktikan kepastian keberadaan bentuk kapal itu, akhirnya tim peneliti melakukan penggalian di bukit Kepayang. Ketika melakukan penggalian, alat yang digunakan oleh tim peneliti menyentuh plat baja yang diduga bagian dari dinding kapal itu. “Sekarang tinggal membersihkan sumur itu, kemudian plat baja yang ditemukan itu akan kita lubangi dan memasukan kamera untuk melihat kondisi tubuh kapal,” katanya. Hadi melanjutkan, ekskavasi yang dilakukan pihaknya diharapkan mampu menyedot perhatian dan dukungan dari berbagai pihak. “Harapan saya setelah kunjungan ini, dukungan yang diberikan oleh Pemprov dan Pemkab bisa lebih besar dan lebih maksimal lagi. Karena target tahun 2018, ketika ASEAN Games penemuan kapal itu sudah harus bisa disaksikan,” pungkasnya. Dikonfirmasi terpisah, Sekretaris Desa Kelawi Pairin mengaku belum mengetahui secara pasti keberadaan kapal kuno dibawah bukit itu. “Saya enggak tahu pasti, tapi kalau cerita, katanya memang ada,” singkatnya. (rnd)Sumber: