Selamat dari Kekeringan dan Banjir, 2.500 Hektar Padi Dipanen

Selamat dari Kekeringan dan Banjir, 2.500 Hektar Padi Dipanen

CANDIPURO – Seluas 2.500 hektar tanaman padi di Dusun Rawa Sragi, Desa Sinar Pasmah, Kecamatan Candipuro selamat dari dua ancaman, yakni kekeringan dan banjir. Kepala UPT DPTPH Kecamatan Candipuro Legiyem memprediksi sebulan lagi tanaman padi seluas 2.500 hektar itu akan melaksanakan panen raya. Meski sempat mendapat ancaman dari kekeringan dan banjir akan tetapi nasib baik masih berpihak pada petani. “Alhamdulillah untuk tahun ini aman. Walaupun dikejar deadline tapi tanaman petani masih bisa diselamatkan. Mudah-mudahan 30 hari lagi panen dituntaskan,” kata Legiyem kepada Radar Lamsel, Senin (2/10) kemarin. Dilanjutkan, dari total 2.500 hektar lahan persawahan di Rawa Sragi baru 10 persen petani yang sudah memenen padinya. Hal itu tak lepas dari letak geografis persawahan yang sangat dekat dengan titik terparah kerusakan tanggul Way Katibung. “Memang petani telat melakukan percepatan tanam, disebabkan khawatir mengalami kerugian karena tanggul penangkis yang kerap jebol saat hujan turun,” urainya. Meski dua ancaman nyata dirasakan oleh petani setempat, namun ternyata alam masih berpihak kepada petani di wilayah perbatasan Lamsel – Lamtim itu. “Kami pastikan jika cuaca tidak buruk panen bisa dilangsungkan sebulan lagi,” terangnya. Hal senada dikatakan Camat Candipuro Wasidi, SE, menurutnya normalisasi sungai yang meliputi anak Sungai Way Katibung saat ini tengah dipacu oleh cuaca. Sebab kata dia, jika tidak segera dirampungkan normalisasinya kekhawatiran akan datangnya banjir terus menghantui petani. “Normalisasi sungai sudah mulai digerakkan, mulai dari Desa Banyumas dan mudah-mudahan Balai Besar Way Sekampung (BBWS) secepatnya merampungkan kalau tak mau diterjang banjir lagi,” ungkapnya. Mantan Sekcam Sidomulyo itu tidak menutupi, justru dia membenarkan kalau zona merah berada di Rawa Sragi. Pasalnya disanalah lokasi tanggul yang rawan mengalami kerusakan. “Memang belum diperbaiki secara permanen oleh BBWS, tetapi sudah on progress. Karena harapan masyarakat sangat bergantung pada kokohnya tanggul penangkis itu,” ungkapnya. Pada bagian lain Kepala DPUPR Candipuro Wayan Nuryana berharap normalisasi dari pusat itu segera diselesaikan. Selain kekhawatiran petani dari cuaca yang tak dapat diprediksi, tentunya ancaman banjir juga bisa merendam pemukiman warga. “Sementara pantauan kami normalisasi sudah sampai di Sungai Way Sulan,” ucapnya. (ver)

Sumber: