Baru Menjabat, Darsito Mengaku Kurang Memahami Persoalan Beras PALAS

KALIANDA –Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Lampung Selatan menyatakan, mulai besok (hari ini, red) stok beras PALAS (Padi Asal Lampung Selatan) sudah kembali normal dan siap untuk distribusikan ke masing-masing pegawai Pemkab Lampung Selatan selaku konsumen tetap beras Palas. Hal ini ditegaskan Kepala DKP Lamsel Darsito kepada koran ini. Sebelumnya, pendistribusian beras palas untuk para pegawai dilingkungan Pemkab Lamsel yang biasanya lancar setiap bulannya, sudah hampir dua minggu ini kosong tanpa ada pemberitahuan secara jelas. “Begitu tahu stok beras palas kosong, kami (DKP Lamsel, red) langsung sigap dan melakukan koordinasi dengan pihak produsen selaku penyedia beras Palas yang ada di kecamatan Palas. Alhamdullilah stok beras palas sudah kembali tersedia sebanyak satu ton. Besok (hari ini, red) sudah bisa ditebus dan disitribusikan untuk para pegawai Pemkab Lamsel,” ujar Darsito. Kali ini Darsito memberikan jawaban yang berbeda saat memberikan pernyataan penyebab kosongnya beras PALAS yang diperuntukkan bagi pegawai dilingkungan pemkab. Darsito mengungkapkan, kekosongan stok beras PALAS selama dua minggu lamanya kemarin, itu disebabkan sulitnya pihak produsen untuk melakukan proses penggilingan padi dikarenakan cuaca hujan yang tidak menentu waktunya. Padahal sehari sebelumnya sebagaimana yang diterbitkan oleh koran ini Rabu kemarin Darsito menjelaskan kekosongan beras palas yang terjadi dikarenakan pihak produsen sudah tidak sanggup lagi untuk menyediakan stok beras palas guna memenuhi permintaan Pemkab Lamsel. “Mungkin harga beras saat ini sedang tinggi, makanya pihak produsen sudah enggan melakukan pengadaan beras palas untuk kita (Pemkab Lamsel, red) Darsito pun mengakui kelemahannya. Menurutnya, ketidaktahuan dirinya terkait stok beras palas yang kosong, itu dikarenakan dirinya belum mengetahui seperti apa teknis pengembangan beras palas tersebut, mengingat dirinya belum lama menduduki jabatan sebagai Plt di Dinas Ketahanan Pangan. “Jadi bukannya kami tidak serius untuk menjalankan program pengembangan beras palas ini. Pertama saya memang baru di dinas DKP, dan yang kedua ketersediaan beras dipihak produsennya juga memang sedang kosong,” ungkapnya. Dijelaskannya, untuk penebusan beras palas yang sudah ada saat ini, tim pengembang beras PALAS Pemkab Lamsel membanderol harga baru yakni Rp10 ribu per kilogram. Harga tersebut naik sedikit dari harga sebelumnya yang hanya Rp9.700 per kilogram. “Harga beras PALAS saat ini mengalami kenaikan dari Rp9.700 perkilogram naik menjadi Rp10 ribu perkilonya. Itu disebabkan sudah tingginya harga padi sebelum giling yang ditawarkan petani ke pihak produsen,” jelasnya. Diungkapkannya, agar ketersediaan stok beras palas tetap normal tanpa putus setiap bulannya, pihak DKP bersama tim pengembangan program beras palas sudah memiliki wacana akan mengandeng tiga produsen tetap untuk memenuhi ketersediaan beras palas yang diminta oleh tim pengembangan program beras palas Pemkab Lampung Selatan. “Tiga produsen itu terdiri dari produsen beras di Kecamatan Palas satu orang dan produsen beras dari Kecamatan Ketapang dua orang. Kita semua berharap dengan bertambahnya jumlah produsen penyedia beras Palas, maka program beras palas di tahun mendatang dapat berjalan maksimal,” pungkasnya. (iwn)
Sumber: