Wisuda Tahfidz, Pontren Ushuluddin Apresiasi Para Santri
PENENGAHAN - Pondok Pesantren (Pontren) Terpadu Ushuluddin menggelar acara wisuda tahfidz terhadap 23 santri, diantaranya 10 santriwan dan 13 santriwati. Wisuda tahfidz merupakan ajang penghargaan dari pesantren yang diberikan kepada santri yang berhasil menghafal Al-Qur\'an dari 1 sampai 7 Juz dalam waktu setahun. Tahun ajaran 2017/2018 ini pun banyak santri yang mampu menghafal sampai 7 Juz. Mereka yang di wisuda berhak mendapat apresiasi dan hadiah dari pesantren berupa piagam, buku metode tahfidz, dan uang tunai. Pimpinan Pondok Pesantren Terpadu Ushuluddin KH. A. Rafiq Udin, S.Ag.,M.Si mengatakan pencapaian santri yang mampu menghafal 7 Juz dalam setahun berkat metode yang diterapkan. Yaitu metode Syauki, sebuah cara menghafal dengan mudah dan cepat. Menurut Rafiq, sistem pencepatan dalam menghafal ini dirancang oleh tim pengajar Pesantren Ushuluddin diantara pengajarnya ada yang berasal dari Mesir dan sejumlah daerah di Indonesia. “Karena target kita pesantren kelas Tahfidz 1 semester 1 juz, dan Tahfidz khusus 1 bulan 1 juz. Tapi alhamdulillah kelas tahfidz 2 semester ini bukan hanya 2 juz, tapi ada yang 7 juz,” katanya kepada Radar Lamsel usai acara wisuda Tahfidz di Pontren Ushuluddin di Desa Belambangan, Kecamatan Penengahan, Sabtu (2/6) lalu. Menurut Rafiq, selain metode, hal lain yang diperlukan untuk menghafal Al-Qur\'an adalah niat yang sungguh-sungguh. “Niatkan menghafal untuk ibadah karena Allah, sungguh-sungguh dalam menghafal dan sering mengulang-ulang hafalan. Yang paling penting ada 40 lebih keutamaan orang yang menghafal Al-Quran,” urainya. Jika mampu menghafal 30 juz dalam waktu yang telah ditentukan, lanjut Rafiq, santri bisa diterima di perguruan tinggi, baik luar dan dalam negeri yang sudah kerja sama dengan pesantren Ushuluddin. “Yang kelas Tahfiz targetnya 1 Juz 1 semester, tapi ada program Tahfidz targetnya 1 bulan 1 Juz, jadi 3, 4 tahun sudah khatam. Kalau ada yang hafal 30 juz, akan kita umrohkan. Ini berlaku bagi semua santri di pesantren,” pungkasnya. (rnd)
Sumber: