Tidak Tertarik Politik, Puji Zainudin Jalankan Kekuasaan Sesuai Islam

Pastikan Program Gemasajid Mulai Dari Lamsel
KALIANDA – Pemilihan umum (pemilu) untuk menentukan calon anggota legislatif (caleg) bakal digelar serentak di Indonesia tahun 2019, mendatang. Berbagai kalangan public figure seperti artis bahkan ustadz yang banting stir terjun ke dunia politik dengan memanfaatkan ketenaran di dunianya masing-masing. Namun, tidak dengan Ustadz Abdul Somad (UAS) yang tetap konsisten menjadi pengajar ketimbang menjadi wakil rakyat. Pernyataan itu ditegaskannya saat diwawancarai sejumlah awak media di Masjid Bani Hasan Kalianda usai memberikan tausiah memenuhi undangan dalam acara Halal Bi Halal Pemkab Lamsel, Minggu (1/7) kemarin. Padahal, dirinya sangat memahami betul jika sebuah wilayah kekuasaan bergantung dengan siapa sosok penguasanya. Bahkan, penceramah asal Kepulauan Riau ini mendorong para kaum muda yang peduli terhadap agama Islam untuk menjadi garda terdepan memperjuangkan ajaran agama dalam dunia politik. “Islam kuat karena Nabi Muhammad memegang kekuasaan. Meninggal Nabi Muhammad naik Abu Bakar begitu seterusnya. Maka, pejuang-pejuang muda yang berjuang di jalan Allah harus bangkit dan ambil kekuasaan-kekuasaan itu untuk menjalankan ajaran Islam,” kata Ustad Abdul Somad. UAS tidak tertarik terjun ke dalam dunia politik bukan tanpa alasan. Sebab, dia sadar betul jika dirinya tidak memiliki latar belakang atau kemampuan untuk beralih ke dunia tersebut. “Umar bin Khattab mempunyai darah politik. Tetapi, tidak menurun kepada anaknya Abdullah bin Umar, maka dia tidak mau ketika kekuasaan itu diturunkan kepadanya. Abdullah tetap fokus pada profesinya sebagai pengajar. Karena, jika suatu perkara tidak diberikan kepada ahlinya maka tunggulah kehancuran. Maka, saya Abdul Somad juga tetap akan fokus mengajar dari kampus ke kampus dan masjid ke masjid melalui tausiah,” tegasnya. Saat ditanya apakah ada partai politik (parpol) yang memberikan penawaran khusus kepada dirinya karena kepopulerannya, UAS enggan memberikan jawaban. Penceramah yang kerap menyampaikan syiar agama khas dengan kelucuannya ini hanya melontarkan senyum. Jika seandainya tawaran tersebut datang langsung dari Ketua Umum PAN H. Zulkifli Hasan yang dikabarkan bakal mengundangnya dalam waktu dekat ini, Abdul Somad akan tetap pada pendiriannya akan fokus pada profesinya sebagai tenaga pendidik dan penceramah. “Biarkan pak Bupati saja yang punya kekuasaan memimpin. Kalau saya biarkan fokus sebagai pendidik. Biarkan saya jadi pengajar dan penceramah saja,” pungkasnya. Penceramah kondang ini memuji kepemimpinan Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan yang dinilai telah mengamalkan ajaran Islam selama menahkodai Kabupaten Khagom Mufakat ini. Meskipun baru kali pertama menginjak Lamsel, UAS dapat melihat berbagai ajaran syariat Islam yang telah diamalkan Zainudin Hasan dalam kepemimpinannya. Hal ini diketahuinya setelah berbincang-bincang dan musyawarah bersama jajaran pejabat usai gelaran kegiatan tersebut. “Saya melihat disini (Lamsel’red) kekuasaan dapat digunakan untuk menolong agama Allah. Allah tidak membutuhkan pertolongan. Tetapi ketika kita menolong agama Allah berarti kita sudah menolong diri kita. Disaat semua orang tidak bisa menolong kita, jabatan yang diamanahkan ini bisa untuk menolong kita selama kita mengajarkan dijalan Allah,” ungkap UAS kepada sejumlah awak media. Menurutnya, umat Islam diseluruh lapisan bumi ini harus peduli terhadap dunia politik. Jika tidak, maka umat Islam di dunia ini akan termakan oleh kejamnya politik yang menghalalkan segala cara untuk pencapaiannya. “Politisi Islam harus jadi garda terdepan dalam memperjuangkan ajaran-ajaran agama. Jika tidak, kita akan dipimpin oleh politisi-politisi busuk yang tidak memperjuangkan nilai-nilai Islam,” imbuhnya. Pujian yang disampaikan penceramah lulusan Kairo ini bukan tanpa bukti. Sebab, dia telah mendengar jika kabupaten yang dipimpin adik kandung Ketua MPR-RI ini telah menelurkan peraturan daerah (perda) tentang zakat dan sholat yang sudah bergulir. “Di Singapura negaranya bersih apa sebabnya ? tidak ada orang yang buang puntung rokok dan bekas permen karet sembarangan. Karena disana negara melarangnya dan bahkan ada sanksi berupa denda bagi pelanggarnya. Negara yang bersih karena sistemnya juga bersih, begitu juga sebaliknya. Kalau hal kecil seperti itu saja difikirkan oleh negara apalagi hal yang besar lainnya. Pelajaran ini saya dapat di Lamsel. Kekuasaan seorang Bupati dijadikan untuk syiar Islam. Luar biasa,” bebernya. Dia meyakini, jika hal ini bisa terus dipertahankan dan ditingkatkan maka Lamsel kedepan akan menjadi kabupaten yang maju dan ber-akhlak mulia. “Insyaallah, kedepan kabupaten ini akan menjadi daerah yang mendapatkan barokah dari Allah. Jangan pernah menyerah mencetuskan perda-perda baru yang kaitannya dengan ajaran Islam,” tukasnya. Menanggapi hal tersebut, tidak membuat Bupati Lamsel Zainudin Hasan merasa bangga dan besar kepala. Bahkan, kedepan pihaknya akan menggandeng seluruh pimpinan pondok pesantren untuk bersama-sama mensukseskan gerakan memakmurkan satu juta masjid (Gemasajid). “Para kiyai juga akan kita ajak bersama-sama mensukseskan dan menggebrak program Gemasajid ini. Kita juga sudah berkoordinasi dengan pimpinan pusat Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan akan kita mulai program ini dari Kabupaten Lamsel,” tegas Zainudin. Pihaknya juga bakal terus mendorong dan meningkatkan perda-perda keagamaan agar terus berjalan di daerah tersebut. Sehingga, apa yang menjadi harapan Lamsel menuju kabupaten yang berakhlak mulia bisa segera diwujudkan. “Salah satunya adalah program zakat dan sholat berjamaah yang terus kita dorong. Jangan sampai, program ini mandek setelah pergantian kepala daerah,” pungkasnya. (idh)Sumber: