Harga Wortel di Palas Melambung

Harga Wortel di Palas Melambung

PALAS – Harga kebutuhan bahan pokok di Kecamatan Palas dan Sragi merangkak naik. Bahkan, turunnya harga bahan bakar minyak (BBM) belakangan ini tak mempengaruhi harga disejumlah pasar tradisional di Kecamatan Palas dan Sragi. Kenaikan harga itu membuat masyarakat menjerit. Bahkan, harga sembako naik sebelum harga BBM turun sampai saat ini. Pantauan Radar Lamsel, harga sembako yang naik antara lain Gas elpiji 3kg sebelumya ditingkat pengecer Rp20ribu naik menjadi Rp25ribu rupiah, gula pasir Rp11ribu naik menjadi Rp13ribu, telur ayam Rp 20.500 naik Rp23ribu, wortel Rp 8 ribu naik menjadi Rp 15ribu, kentang Rp 10ribu naik menjadi Rp 12ribu, tomat apel Rp 6ribu naik menjadi Rp 10ribu. Erna (37) warga Desa Mekarmulya Kecamatan Palas mengeluhkan garga sembako yang cendrung naik pasca turunnya harga BBM. “BBM kan sudah turun. Tapi kok harga sembako terus naik ya. Aneh juga, harga sayuran juga melambung. Biasanya kenaikan harga hanya Rp 1.000. tapi kali ini bisa mencapai Rp 5ribu,” Erna di Pasar Desa Bangunan, Palas. Sementara itu, Mumun (40) pedagang sayuran dan sembako pasar tradisional desa Bangunan Kecamatan Palas mengatakan, ada beberapa alasan kenaikan itu terjadi. Diantaranya, karena faktor cuaca yang belum menentu. “Bukan hanya BBM, faktur cuaca juga mempengaruhi harga,” ungkap dia. Mumun menjelaskan informasi ini didapatnya langsung dari petani langganan di wilayah Jawa Barat. “Dimusim kemarau sayuran sulit didapat. Sekalipun ada ditingkat petani tidak banyak. Karena kelangkaan harganya naik,” ujar Mumun dikios lapak dagangannya. Disinggung mengenai alasan kenapa harga kebutuhan bahan pokok yang naik padahal harga BBM turun, Mumun tak bisa menjawab. “Kalau harga gula pasir, telur ayam, gas elpiji 3kg naik saya tidak tahu pasti mas. Karena saya jual menurut harga dari agen langganan saya,” jawab Mumun. Bukan hanya dipasar Palas saja, kenaikan harga sembako juga dirasakan oleh warga desa dikecamatan Sragi. Salah seorang pengunjung pasar desa Kwalasekampung Sri ((45) ibu rumah tangga warga desa Kwalasekampung mengatakan, setelah pemerintah menaikan harga BBM sampai menurunkannya sampai saat ini, harga sembako terus naik. “Ya, jika naik terus terpaksa belanja kebutuhan sehaari-hari harus irit,” kata Sri kepada Radar Lamsel dipasar tradisional desa tersebut. (CW2)

Sumber: